Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Lucu Ketika Sayyidina Umar bin Khattab dibuat Marah oleh Amr bin Ash


Ada hadits Nabi Muhammad SAW : "Barangsiapa yang taat kepada saya berarti dia taat kepada Allah. Dan barangsiapa membangkang kepada saya berarti dia durhaka kepada Allah. Barang siapa mematuhi kepada pemimpin yang saya tunjuk maka dia taat kepada saya. Dan siapapun yang membangkang pemimpin yang saya tunjuk, berarti dia durhaka kepada saya. ” Terkait hadits tersebut, ada cerita yang menarik di zaman para sahabat. Berikut ceritanya…

Seorang sahabat Nabi bernama Amr bin Ash radiyallahu'anhu. Dia dulunya adalah musuh Islam. Setelah empat bulan masuk Islam, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam membentuk kekuatan untuk menyerang salah satu suku besar Arab yang pada dasarnya ingin menyerang Madinah. Amr bin Ash baru saja masuk Islam empat bulan lalu, oleh Nabi shalallhu'alaihi wasallam langsung diangkat sebagai pemimpin perang. Dan di peperangan ada sahabat Abu Bakar, ada Umar bin Khattab, ada Utsman bin Affan, ada Ali bin Abi Thalib, ada Zubai bin Awwam dan para sahabat mulia lainnya.

Namun Nabi shalallhu'alaihi wasallam mengangkat Amr bin Ash. Keputusan Nabi harus dipatuhi, harus Amr bin Ash yang menjadi pemimpin perang. Setelah diangkat, harus ditaati dan tidak ada yang bisa menentang perintahnya. Jika dia bilang serang ... serang, hentikan ... hentikan, makan ... makan, pulang ... pulang. Semua perintah harus dipatuhi. Tuntunan hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, siapapun yang mentaati pemimpin yang saya tunjuk maka dia taat kepada saya, dan barangsiapa yang membangkang maka dia durhaka kepada saya.

Saat itu pasukan dikirim, gurun pasir, tempatnya jauh dan saat itu musim dingin. Udara malam yang dingin di sana serasa menusuk tulang. Dingin sekali! Dulu, saat musim dingin, orang menghangatkan badan dengan membuat api. Saat itu, Amr bin Ash menginstruksikan pasukannya, JANGAN MENGHIDUPKAN API! Umar bin Khattab tidak terima dengan instruksi Amr bin Ash, Umar berkata kepada Amr, "Wahai Amr dingin, dan kamu melarang kami untuk membakar api?" Amr berkata, "Instruksi saya adalah untuk tidak membakar!"

Baca Juga : Kisah Abu Bakar Ash-siddiq ketika Pertama Masuk Islam

Kita tahu, kalau Umar mengajak Amr berduel, kali ini Amr bisa mati, Umar orangnya sangat tinggi dan besar. Tapi Umar tidak jadi emosi, kemudian dia tinggalkan Amr. Kemudian Umar berbicara kepada Abu Bakar dan berkata, "Wahai Abu Bakar, apa ini maksudnya Amr baru masuk Islam sudah begini instruksinya?” Abu Bakar dengan bijak menjawab, “Wahai Umar, Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tidak menunjuk seseorang semetara beliau tahu ada Engkau dan para sahabatnya yang lain kecuali memag dia yang pantas. Mengikuti peritah dia berarti mengikuti Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam. Diam! Sabar! ”Mendengar kata-kata Abu Bakar, Umar akhirnya tetap diam dan sabar ...

Besok pagi, sebelum fajar, pemimpin perang, Amr bin Ash, bermimpi (junub). Sedangkan dia harus memimpin sholat shubuh untuk menjadi seorang imam. Tidak boleh yang lain. Padahal disitu ada Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali yang notabene adalah penghafal Al-Qur'an semua. Tetapi hukum syar'i bahwa siapapun yang menjadi pemimpin perang, maka dia harus menjadi pemimpin sholat. Sementara dikisahkan Amr bin Ash dalam keadaan junub. Ketika dia keluar dari tenda, dia meminta air oleh beberapa pasukannya. Umar bertanya, "Kenapa wahai Amr?" Amr berkata, "Saya junub" Kebetulan waktu dia pegang air itu sangat dingin. Kemudian Amr berkata, "Saya ingin tayamum". Umar berkata, "Ada air, tidak boleh melakukan tayamum." Amr berkata, "Saya ingin tayamum."

Ini masalah lain lagi nih yang membuat Umar bin Khattab marah, tadi malam tentara kedinginan karena tidak boleh membakar api. Ini sekarang junub hanya ingin bertayamum. Umar berfikir Amr baru saja masuk Islam tapi berani mengganti hukum mandi junub dengan tayamum. Umar kesal, kemudian Umar menemui Abu Bakar, "Bagaimana ini kabar Abu Bakar?", Abu Bakar berkata, "Ingat .. Ini utusan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, tidak boleh membantah ..." Umar berkata, " Baiklah... ". Akhirnya, Amr bin Ash menjadi imam sholat subuh dan para sahabat serta seluruh tentara berkumpul di belakangnya. Ini adalah hal yang luar biasa. Seorang sahabat mandi junub hanya dengan tayamum, membuat teman-teman yang lain bertanya-tanya. Tetapi mereka tidak berani membantah, karena Amr sekarang adalah pemimpin mereka.

Usai sholat, Amr memberi perintah bersiap-siap menyerang musuh. Amr berpesan agar setiap orang harus bersama teman-temannya yang lain. Jadi setiap orang diinstruksikan untuk berjalan dengan salah satu temannya, tidak boleh berpisah. Serang musuh harus selalu berdua, tidak boleh ditinggalkan. Ini adalah bagian dari strategi perang, untuk menghadapi musuh yang sangat banyak. Konon jika suku ini menyerang Madinah, maka Madinah bisa dimusnahkan karena jumlah mereka yang banyak.

Akhirnya dengan kekuatan hanya 300 orang, mereka berhasil mengalahkan suku tersebut. Ketika pasukan musuh sedang kacau, pasukan muslimin secara spontan ingin mengejar musuh untuk dijadikan tawanan perang, bisa dijadikan budak untuk diperdagangkan. Tapi kemudian Amr menginstruksikan pasukannya untuk tetap berdiri di sini, bukan mengejar musuh. Biar musuh lari, yang penting kita menang, kita kumpulkan rampasan ini yang bisa didapat, lalu pasukan pulang.

Mendengar instruksi ini, Umar bangkit kembali, "Wahai Amr, musuh sudah kabur, kita kejar dan potong lehernya." Amr berkata, "Tidak, instruksi saya, kumpulkan ghonimah, lalu kita pulang!" Akhirnya tim kembali ke Madinah dengan membawa ghonimah dan kabar kemenangan kepada Rasulullah. Baru sampai di Madinah, turun dari kudanya, Umar langsung mengadukan instruksi Amr kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Umar berkata, "Ya Rasulullah, Amr melakukan ini, tidak boleh menyalakan api saat kita kedinginan, malam dia mandi junub hanya bertayamum, musuh kita yang sudah kalah dilarang menangkapnya."

Kemudian Nabi bertanya kepada Amr, "Wahai Amr, keluhan telah datang kepadaku, apa jawabanmu? Amr menjawab," Ya Rasulullah, musuh yang kita hadapi adalah musuh yang jumlahnya ribuan, jika mereka berhasil menyerang Madinah keesokan harinya, kita bisa musnah. Pertama, jika kita menyalakan api, mereka tahu kita ada, maka kalah pasukan kita yang berjumlah 300 orang sementara mereka jumlahnya ribuan. Kata Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Kamu benar.” 

Nabi bertanya, “Mengapa kamu mandi junub dengan tayamum?” Amr menjawab, “Ya Rasulullah, airnya seperti es, sangat dingin, jika saya mandi saya bisa sakit, saya pemimpin, jika saya sakit siapa yang memimpin perang? Sementara Anda amanatkan pasukan ini kepadaKu. Jadi saya memutuskan untuk melakukan tayamum. ". Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Kamu benar." 

Nabi bertanya yang terakhir, "Mengapa kamu membiarkan pasukan musuh melarikan diri?" Amr menjawab, "Ya Rasulullah, pasukan 300 melawan ribuan orang, jika kita menangkapi pasukan mereka, maka kita yang jumlahnya dikit pasti akan kelemahan, dan pasti kita akan dikalahkan. Strategi saya adalah pasukan kita harus berkumpul bersama-sama agar terlihat seperti jumlah pasukan banyak. 

Dan targetnya hanya untuk mengalahkan mereka, mereka kalah dan ketakutan, mereka juga tidak tahu jumlah pasukan kita karena langit saat itu gelap. Jadi saya rasa kita tidak perlu mengejar mereka, kita sudah mendapat ghonimah." Kata Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam," Kamu benar. " Abu Bakar kemudian menemui Umar bin Khattab, "Nah... serang Kamu sudah tahukan?"

Hikmah dari cerita ini, Rasulullah SAW tidak pernah salah dalam memilih pemimpin. Meski pemimpin yang dipilih Rasulullah adalah orang yang baru masuk Islam, tapi subhanallah ternyata Amr menunjukkan bahwa dirinya memang pantas menanggung amanah yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW .. Wallahu A'lam Bishowab..



Posting Komentar untuk "Kisah Lucu Ketika Sayyidina Umar bin Khattab dibuat Marah oleh Amr bin Ash"