Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Lucu Ulama dan Wanita Pelacur Menjadi Ibu Nyai Dadakan

hidayahilahi.com

Hidayahilahi.com- Ketika kita mendengar kata pelacur, pikiran kita pasti membayangkan seseorang yang pekerjaannya jorok dan hina. Namun apa jadinya jika seorang Pelacur tiba-tiba menjadi Bu Nyai atau istri Kyai? Kisah para ulama dengan metode dakwahnya sering diceritakan oleh para mubaligh-mubaligh sebagai contoh bahwa dakwah bil hikmah selalu berdampak baik bagi masyarakat.

KH. Ali Yahya Lasem terkenal tampan dengan tubuhnya yang tegap dan atletis. Ketika sarung, sorban, dan kopiah dibuka, dia terlihat seperti bule Eropa, Amerika, atau Australia. Tak heran jika banyak wanita yang terpesona kepadanya.

Suatu hari beliau diundang untuk mengisi pengajian di Jepara. Ketika mobil yang ditumpanginya berhenti di lampu merah. Saat itu, dia duduk di samping pengemudi dengan melepas sorban dan kopiah yang dikenakannya. Tiba-tiba seorang wanita muda, macak menor dan seksi mendekatinya. Wanita penghibur itu mengira pria gagah di dalam mobil itu adalah turis berduit banyak yang sedang mencari kesenangan di Indonesia.

“Malam, om” kata wanita itu.

“Malam” jawab kyai.

“Ikut dong, om. Boleh ya?”.

“Oh, boleh. Silahkan masuk!”. Wanita muda itu bergegas membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. Pintu ditutup dan mobil mulai berjalan. “Mau kemana om? Butuh aku gak? Aku akan menemanimu sampai pagi, ya om?” Sambil mengenakan sorban dan kopiah, Kyai Ali menjawab dengan santai. "Oh, ini mau mengaji di Jepara. Tidak apa-apa, silakan ikut saja." Wanita itu kaget dan malu. "Oh, jadi  bapak ini kiyai, ya?" “Tadi dipanggil om, sekarang panggil Pak Kyai. Lucu ya?” Kiyai Ali tersenyum geli.

“Maaf, kyai. Saya benar-benar tidak tahu. Maaf sekali lagi,” Wanita itu menjadi semakin tegang dan wajahnya pucat ketakutan. Tapi Kyai Ali dengan santainya berkata, “Oo, tidak apa-apa santai saja mbak. Sekali-kali Ikut pengajian, bagus itu,” “Tidak kiyai, saya turun saja di sini,” “Tidak bisa, pokoknya harus ikut. Tadi kamu bilang mau ikut, ya harus ikut,"

 "Tapi saya tidak pakai jilbab, kyai?"

“Gampang, nanti saya pinjam sama jama'ah.”

“Tapi aku malu, kiyai”

“Nah, kamu jadi pelacur saja gak malu, kok pengajian malah malu. Piye to ?"

“Bagaimana, kyai? Saya takut, kiyai?” Wanita itu makin salah tingkah.

”Tadi bilang malu sekarang bilang takut.”

Dengan bijak Kiyai Ali menenangkannya, "Sudahlah, santai saja."

Mobil terus berjalan hingga akhirnya sampai di tempat tujuan. Jepara. Suasana tempat pengajian sudah ramai. 

Baca Juga : Kisah Lucu Kiai dengan Tiga Santri Baru

Jama'ah pria dan wanita memadati area tempat acara digelar. Panitia dengan antusias menunggu kedatangan Kyai Ali. Begitu turun dari mobil, Kyai Ali langsung menghampiri jemaah ibu-ibu, “Maaf Bu, boleh pinjam hijabnya. Ini Bu Nyai lupa bawa hijab.” (Bu Nyai adalah panggilan kehormatan yang biasa diberikan kepada istri seorang kyai)

Dengan sedikit kebingungan sang ibu menjawab dengan tergesa-gesa, "Oh, ya pak. Akan saya ambilkan tunggu sebentar." Sang ibu bergegas pergi dan segera kembali. Jilbab yang dibawanya disodorkan ke dalam mobil dan langsung dikenakan oleh wanita tersebut. Setelah dia rapi, wanita itu turun dari mobil dan masya Allah... Segera sekelompok jama'ah  wanita bergegas untuk mencium tangannya (ngalap berkah, katanya). 

Mendapat sambutan yang begitu terhormat, wanita yang kini telah disulap menjadi Bu Nyai langsung berwajah pucat. Dia diundang untuk masuk, dijamu, dan dilayani seperti seorang ratu. Ada perasaan haru dan malu yang menjalar di hatinya. Pengajian digelar dengan seksama, Kyai Ali menjadi pembicara yang luar biasa, penyampaiannya ringan tapi dalam arti kandungannya. Usai acara, Ibu Nyai dadakan, diajak menikmati jamuan makan berbagai macam makanan kemudian menyantap makanan berat. 

Namun sebelum makan, jamaah ibu-ibu meminta restu dari Bu Nyai Dadakan. Tiba-tiba dia kaget setengah mati. Sudah lama saya tidak sholat, saya sudah lupa sholat yang biasa saya hafalkan waktu kecil mengaji di kampung. Untung masih ingat Robbana Atina Fiddunya Hasanah, Wa Fil Akhiroti Hasanah….

Meski begitu, sebelum pulang, jamaah ibu-ibu bergantian berciuman tangan dan dengan hormat mengantar mereka ke mobil. Selama perjalanan di dalam mobil, wanita penghibur itu menangis, terisak-isak dengan air mata di matanya. Kyai Ali dan sopir membiarkannya. Setelah suasana agak tenang, Kyai Ali berpesan:

“Apakah kamu tidak melihat dan memikirkan bagaimana orang-orang memperlakukanmu, menghormatimu, mengelilingimu, mengantarmu. Dan mereka juga rela antri dan hanya bisa mencium tanganmu satu per satu, dan bahkan meminta berkah darimu, padahal tahu sendiri kamu siapa? wanita itu terus menangis, merasa terhina, sedih, dan sedih mengingat dosa-dosa yang telah ia lakukan selama ini. Tapi Allah menutupi aibnya, Allah sangat mencintainya.

"Hari ini," lanjut Kyai Ali, "kamu dapat nasihat yang mungkin nasehat ini berharga selama sisa hidupmu. Maka segeralah bertaubat dan mohon ampun kepada Allah. Jangan sampai nyawamu dicabut sebelum bertaubat,” sambil terisak-isak wanita itu berkata, “Terima kasih Kyai atas nasehatnya, dan berkat kejadian ini aku bertobat dan berhenti dari pekerjaan bejat ini. Sekali lagi Terimakasih, Kyai.”

Meneladani kisah ulama dalam metode dakwah berarti kita belajar bijaksana. Para Ulama', pendahulu kita, dan guru kita, Kyai Mubaligh berdakwah dengan baik dan bijak. Mengajak tanpa menginjak, menasehati tanpa menyakiti , dan menunjukkan kebenaran tanpa merendahkan derajat kemanusiaan. Ini adalah salah satu telaga yang indah dan menyejukkan, yang menarik banyak orang untuk masuk Islam. Dari kisah ulama diatas, semoga menjadi pelajaran bagi kita untuk menyampaikan kebenaran dengan baik. Wallahu'alam Bissawab...

Posting Komentar untuk "Kisah Lucu Ulama dan Wanita Pelacur Menjadi Ibu Nyai Dadakan"