Kisah Pilu Kecelakaan Pesawat Rombongan Jamaah Haji Indonesia Tahun 1974 Dan 1978
Bulan Desember Tahun 1974 adalah bertepatan dengan musim
Haji tahun itu. Umat muslim Indonesia banyak yang ingin melaksanakan haji ke
baitullah pada musim haji kala itu. Bahkan sangking banyaknya pendaftar calon
Jemaah haji, pemerintah Indonesia kekurangan transportasi udara untuk
mengangkut para Jemaah haji. Seperti
yang kita ketahui, sebelumnya dahulu para jamaah haji Indonesia berhaji
menggunakan kapal ke arab Saudi. Namun setelah munculnya penerbangan
internasional, kemudian dialihkan ke pesawat terbang.
KRONOLOGI INSIDEN PESAWAT MARTIN AIR 1974
Waktu itu penerbangan calon Jemaah haji dilayani oleh
Maskapai penerbangan Plat merah yaitu Garuda Indonesia. Namun karena banyaknya
calon Jemaah haji yang berangkat haji, Maka garuda Indonesia kekurangan Armada
Pesawat. Alhasil, untuk mencukupi Armada yang dibutuhkan, Garuda Indonesia
kemudian mencarter beberapa pesawat milik maskapai lainya. Diantara pesawat
yang dicarter adalah pesawat Martin Air Jenis DC-8 55f milik maskapai
Penerbangan Asal Belanda Yaitu Martin
Air
Pesawat Martin Air kala itu disewa Garuda Indonesia untuk
mengangkut para Jemaah Haji dari Surabaya.
Setidaknya ada 182 calon Jemaah haji dan 9 awak pesawat yang menaiki
pesawat Martin Air. Mereka terdiri dari 111 Calon Haji asal Blitar Jawa timur, 16 Calon Haji Asal
Lamongan Jawa timur, 1 Calon Haji dari Surabaya, 2 Calon Haji Asal Kab. Surabaya, 49 Calon Haji asal Sulawesi
selatan dan 3 calon Jemaah haji asal Kalimantan Timur, 2 Awak Pesawat dari
Mahasiswa, dan 7 Awak Pesawat dari Warga Belanda. Mereka Semua lalu menaiki
pesawat dan terbang Bersama Martin Air DC-8.
Para jamaah Haji Indonesia waktu itu pasti merasa Bahagia,
karena pada tahun ITU mereka telah
diberi rezeki harta dan kekuatan oleh Allah SWT untuk bisa berangkat ke tanah
suci. Tetesan air mata haru rasanya tidak bisa terbendung untuk bisa berhaji
dan berziyarah ke Baitullah serta Makam Rasulullah SAW. Perjalanan Haji waktu itu tidaklah membutuhkan
biaya yang murah, para calon Jemaah haji harus menabung dan mengumpulkan bekal
untuk biaya perjalanan dan hidup selama di arab Saudi.
Kala itu, Penerbangan dari Indonesia belum ada yang langsung
terbang dari Indonesia menuju ke Makkah.
Pesawat sementara harus transit dahulu kenegara lain untuk mengisi bahan
bakar terlebih dahulu. Pesawat Martin
Air DC-8 buatan McDonakd Douglash tahun
1966 itu lantas terbang menuju ke Bandaranaike Kolombo Sri Lanka untuk mengisi
bahan bakar pesawat. Selain itu, hal
wajib yang harus dilakukan sang pilot adalah selalu berkomunikasi dengan
petugas Menara ATC Agar perjalanan pesawat dapat terkendali dengan baik. Karena
apabila ada kesalahan sedikit saja dapat berakhir dengan fatal.
Sekitar 15 menit sebelum mendarat di sri Lanka, Sang Pilot mengabarkan kepada Petugas Menara ATC bahwa jarak Pesawat dan lapangan terbang yaitu empat puluh mill (fourty miles). Namun petugas Menara salah tangkap hingga mendengarnya yaitu 14 Mill (Fourteen Miles). Petugas Menara mengira bahwa pesawat telah mendekati lapangan bandara. Karena salah pendengaran, Petugas ATC kemudian memberi intruksi kepada sang pilot untuk segera melakukan pendaratan di Bandaranaike international Air Port Kolombo Sri Lanka.
Tepat pada tanggal 4 Desember tahun 1974, Atas intruksi dari
Petugas ATC itu, Pilot Martin Air kemudian mengurangi ketinggian Pesawat. Namun
Betapa terkejutnya ketika sang pilot melihat tebing BUKIT tinggi di depan
matanya. Ternyata oh, intruksi petugas ATC itu salah. Sang pilot kemudian
berusaha untuk menaikkan kembali ketinggian Pesawat, Namun sayang…. DUARRR
GRGRGR pesawat Martin Air akhirnya menabrak Puncak bukit setelah gagal
menghindari perbukitan sri Lanka itu.
Pesawat Martin Air meledak dengan Kerasnya setelah menabrak
puncak bukit Saptha Kanya/ Gunung 7 perawan yang belum pernah dijamah manusia
sebelumnya. Badan pesawat seketika hancur berkeping-keping, tak terkecuali para
penumpangnya. Tubuh Para Calon Haji Indonesia terpental dan hancur
berterbangan. Semua tubuh penumpang yang berjumlah 191 seluruhnya hangus ikut terbakar dan terpisah-pisah.
Tidak ada bagian
tubuh yang utuh, semua hancur terpental-pental kecuali hanya ada 1 tubuh
jenazah yang masih utuh. Ternyata tubuh jenazah itu adalah seorang pramugari
belanda yang tubuhnya tergantung di atas pohon. Ini adalah satu-satunya jenazah
yang paling utuh. Meskipun begitu, kondisi tubuh sang pramugari tersebut sudah
sangatlah memprihatinkan dan sangat mengenaskan.
Dari Peristiwa diatas, ada beberapa saksi dari penduduk
sekitar yang menyaksikan Kecelakaan pesawat yang sangat mengerikan itu. Salah
seorang petani teh bernama Tilak de Zoysa, menyaksikan peristiwa naas itu tak
jauh dari tempatnya. Ia mengaku
mendengar adanya ledakan hebat di puncak bukit. Mendengar hal itu dia
kemudian berlari menuju tempat kejadian perkara. Dari jarak kurang lebih 180
meter dari rumahnya, pria itu kemudian meyaksikan Pesawat Martin Air DC-8 hancur
berkeping-keping. Pesawat Martin Air
terjatuh kurang lebih 70,8 KM dari bandara.
Setelah peristiwa itu, investigasi mulai dilakukan oleh para petugas. serpihan tubuh para korban pesaawat naas itu kemudian di cari dan dikumpulkan untuk kemudian dimakamkan. Sulit sekali untuk mencari seluruh serpihan bagian tubuh korban yang sudah terpental-pental tak karuan.
Selanjutnya, Bagian tubuh para korban dimakamkan di Maskeliya sri Lanka,
yaitu daerah tidak jauh sekitar 400 m dari lokasi kecelakaan. Hal ini dilakukan
karena tidak memungkinkan potongan-potongan jenazah korban untuk dibawa pulang
ke Indonesia. Pemerintah kemudian mendirikan monument dilokasi pemakaman itu
untuk mengenang para korban Martin Air.
Sementara itu, ada beberapa potongan jenaazah korban yang diterbangkan pulang ke Indonesia untuk kemudian dimakamkan di lingkungan masjid Ampel Surabaya Jawa timur. Serpihan jenazah itu dimakamkan dalam pemakaman masal karena tidak memungkinkan untuk diketahui identitasnya.
Peristiwa Meledaknya pesawat Martin Air ini menjadi
tragedi kecelakaan besar pada masa itu, selain itu insiden ini menjadi luka
mendalam untuk para keluarga korban yang ditinggalkan. Tetesan air mata tak
bisa terbendung ketika melihat nasib keluarga dan sanak kerabat yang wafat
dalam insiden tragis itu. Mungkin itulah Takdir Allah Untuk para Syuhada Haji
Indonesia. Innalillahi Wainna ilaihi Rojingun.
INSIDEN JATUHNYA PESAWAT HAJI INDONESIA 1978
Belum selesai kabar duka di atas, empat tahun setelah
tragedi itu atau tepat pada tanggal 15 Nov 1978 , Kecelakaan Mengerikan kembali
di alami oleh para Jemaah Haji Indonesia lagi.
Waktu itu pesawat DC-8 Icelandic
Lotfleider Milik Maskapai Eslaindia Air Lines, membawa Jemaah haji Indonesia
pulang dari Jeddah arab Saudi menuju
bandara sri lanka. Tujuan ini salah satunya untuk mengisi bahan bakar di sri
lanka. Setidaknya ada dua ratus empat
puluh Jemaah haji dan tiga belas awak pesawat yang ikut didalam pesawat naas
itu.
Baca Juga: Insiden Jatuhnya Pesawat Jamaah Haji Nigeria Boeing 707-300 Tahun 1973
Ketika pesawat Islandia Air lines itu mendekati lapangan udara di Bandara Internasional Kolombo Sri Lanka, Tiba-tiba pesawat itu terjatuh di Katunayake Sri Lanka. Penyebab terjatuhnya pesawat itu ada yang menyebutkan sebab adanya kegagalan pilot dalam mengendalikan pendekatan dan ada yang mngatakan terdapat kerusakan peralatan di bandara.
Atas
insiden mengerikan itu, dari 249 penumpang, setidaknya ada seratus delapan
puluh tiga penumpang tewas, yang terdiri dari 170 jamaah haji Kalimantan
selatan, 8 Awak islandia dan 5 awak cadangan.
Selain itu ada 32 orang luka-luka dan 79 orang selamat. Semoga para
korban menjadi Syuhada Haji yang menjadi Penghuni Surganya Allah SWT Amin,
itulah 2 Tragedi kecelakaan pesawat
Jemaah haji Indonesia. Semoga kisah ini
bermanfaat, Wallahu A’lamu Biswowab.
Posting Komentar untuk "Kisah Pilu Kecelakaan Pesawat Rombongan Jamaah Haji Indonesia Tahun 1974 Dan 1978"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!