Kisah Terbakarnya 70.000 Tenda Jamaah Haji Di Mina Tahun 1997
Setiap umat muslim pasti ingin sekali berhaji/ berumroh ke baitullah di Makkah. Apabila ada rezeki yang mencukupi ingin rasanya mendaftar haji. Jamaah haji Indonesia dari tahun ketahun selalu mengalami tren peningkatan. Pemerintah arab saudipun berupaya meningkatkan aneka fasilitas guna untuk menunjang kebutuhan Jemaah haji, salah satunya adalah tenda perkemahan di mina.
Seperti yang kita tahu, mina sering kali mendapat gelar sebagai kota
sejuta tenda, alasanya karena memang banyak terpasang tenda-tenda diatas tanah
mina guna sebagai fasilitas mabit para jamaah haji. Nah, dibalik misteri mina ada banyak sekali tragedi
dan musibah yang pernah menimpa para Jemaah Haji. Bahkan tidak sedikit akibat
insiden itu banyak yang menjadi korban dan meninggal dunia. Berikut simak
artikelnya hingga selesai ya.
TRAGEDI KEBAKARAN TENDA JEMAAH HAJI DI MINA 1997
Pada tahun 1997, jumlah Jemaah haji internasional mencapai lebih dari 1,9 Juta jamaah. Ada puluhan hingga ratusan ribu jamaah haji Indonesia yang berangkat haji waktu itu. Tidak hanya Indonesia, Saat musim haji, Banyak umat islam dari penjuru dunia yang berbodong-bondong pergi ke arab Saudi untuk menunaikan rukun islam yang ke 5 yaitu berhaji.
Rasa Bahagia dan
syukur terpancar dari wajah-wajah para jamaah haji karena telah dinobatkan
sebagai Tamu-tamu Allah SWT. Betapa
bahagianya mereka dapat thowaf di ka’bah, dan salah satu momen yang paling
membahagiakan adalah bisa berziarah ke Makam Rasulullah SAW.
Ada beberapa tempat penting yang wajib dikunjungi oleh para Jemaah haji, salah satunya adalah Mina. Para Jemaah haji akan mulai bertolak ke mina pada tanggal 8 Dzulhijjah atau lebih tepatnya satu hari sebelum wukuf di ‘Arafah.
Di mina para jamaah haji berada disana selama sehari semalam, waktu disana juga bisa melaksanakan Shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan sholat Subuh. Kemudian setelah Sholat subuh pada tanggal Sembilan Dzulhijjah, para Jemaah haji mulai bertolak berangkat ke Arafah untuk melaksanakan wukuf. Setelah selesai wukuf kemudian Jamaah haji kembali lagi ke mina.
Ada beberapa alasan kenapa Jemaah haji harus kembali lagi ke mina, salah satunya adalah untuk melempar jumroh. Di mina ada beberapa lokasi yang biasa digunakan Jemaah haji untuk melempar jumroh yaitu ada jumroh Aqabah, Jumroh wustho, dan jumrah ula.
Selain itu para Jemaah haji juga diwajibkan
untuk mabit/ menginap di mina pada malam tanggal sebelas dan duabelas
dzulhijjah bagi Jemaah yang melakukan
nafar Awal, dan menginap di malam tanggal sebelas, duabelas, dan tiga belas
dzulhijjah bagi Jemaah yang melakukan Nafat Tsani. Oleh sebab itu pemerintah
Arab Saudi mendirikan banyak sekali tenda-tenda untuk para Jemaah haji.
Dahulu Pada tanggal 15 April tahun 1997 atau tanggal 8 Dzulhijjah merupakan bertepatan dengan musim haji. Waktu itu Ada hampir dua juta umat islam yang mendatangi dan mendiami perkemahan di mina. Suhu arab Saudi yang panas, dan hamparan padang pasir yang tandus, tidaklah memungkinkan para Jemaah haji menetap di mina dengan berjemur dibawah teriknya matahari.
Oleh karena itu, setiap tahunya pemerintah arab Saudi selalu meningkatkan
pembangunan tenda-tenda perkemahan di mina. Tenda-tenda mina didirikan saling
berhimpitan guna dapat menampung volume lautan manusia yang sangat banyak itu.
Namun rupanya musim haji tahun itu akan menjadi musim haji yang paling menyedihkan. Waktu itu sebelum tengah hari atau tepatnya pukul 11.45 Waktu Arab Saudi, Tiba-tiba terjadi ledakan dasyat dari salah satu kamp/ tenda Jemaah haji. Sumber ledakan itu berasal dari tenda 21 para Jemaah Pakistan.
Ledakan itu Ternyata disebabkan oleh
meledaknya Tabung gas yang digunakan Jemaah haji untuk memasak. Seketika
Kobaran api mulai menyambar bangunan tenda yang mudah sekali terbakar. Api-api
itu kemudian mulai merambat ke tenda-tenda sekitarnya seperti tenda 35, 36, 59
dan 60.
Hembusan angin padang pasir yang kencang membuat kobaran api semakin mudah menjalar ke tenda-tenda yang lain. Suasana perkemahan mina sontak berubah menjadi jeritan dan tangisan manusia. Para jamaah haji yang panik dan ketakutan kemudian berusa lari berhamburan keluar perkemahan untuk menyelamatkan diri.
Banyak sekali para jamaah haji yang terjebak dan berdesak-desakanan. Menyedihkannya lagi banyak dari mereka yang terinjak-injak oleh jamaah lainya karena begitu paniknya suasana ketika itu. Hembusan angin mina yang panas dan kobaran api tenda, kemudian memicu suhu naik hingga 104Derajat.
Kecepatan angin waktu itu mencapai 40 mil perjam, menyebabkan Rembetan kobaran api sudah tidak bisa terhindarkan lagi. Sebanyak tujuh puluh ribu tenda di perkemahan mina ludes dilalap si jago merah. Banyak barang-barang Jemaah haji yang hangus terbakar. Jarak tenda yang sangat berdekatan menjadi factor utama api dengan sangat mudah menghanguskan sebagian besar perkemahan di mina.
Api dan asap hitam pekat kemudian membentuk fenomena bagaikan lautan neraka.Atas insiden itu, pemerintah arab Saudi langsung terjun kelapangan untuk menangani musibah menyedihkan para jamaah haji. Ada sebanyak tiga ratus mobil damkar yang diterjunkan untuk memadamkan api.
Pemerintah arab
Saudi juga menerbangkan helicopter damkar untuk Bersama-sama memadamkan Api.
Para petugas kemudian menembakkan guyuran air yang cukup kuat guna menghentikan kobaran rambatan api. Berjam-jam para petugas berusaha memadamkan
api, namun baru pada pukul 15.00 api baru bisa dijinakkan dan dipadamkan.
JUMLAH KORBAN DALAM INSIDEN KEBAKARAN MINA
Para petugas arab Saudi terlihat berusaha mengevakuasi para korban kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Insiden kebakaran dimina ini akhirnya memakan korban sebanyak 1843 Orang, dimana sebanyak 1500 orang luka-luka dan 343 orang tewas akibat terinjak-injak dan terbakar hangus. Mereka meninggal dalam keadaan syahid.
Menurut laporan resmi dari pemerintah arab Saudi, Mayoritas para korban adalah para Jemaah haji yang berasal dari negara India, Pakistan dan Bangladesh. Hal ini disebabkan karena jarak tenda-tenda Jemaah haji dari negara itu saling berdekatan, dan ada beberapa akses keluar tenda yang sulit untuk dilalui.
Banyak dari 343 korban tewas akibat terpanggang api yang sulit di identifikasi. Hal ini karena bagian sekujur tubuh korban gosong dan sulitnya untuk mendapatkan data-data pendukung untuk langkah autopsy. Insiden ini juga akhirnya membuat pemerintah kerajaan Arab Saudi meminta maaf.
Raja Fahd juga mengungkapkan kesedihan
dan turut berbela sungkawa kepada korban, keluarga dan kerabat para
korban. Raja Fahd berkata “ Saya memohon
Semoga Allah SWT memberikan kepada mereka kesabaran untuk menghadapi (musibah
ini)”.
Baca Juga: Kisah Wanita Terbebas dari Siksa Kubur Karena Berkat Sholawat Nabi
Tragedi ini menjadi pelajaran berharga untuk pemerintah kerajaan arab Saudi agar persitiwa serupa tidak terjadi kembali ditahun-tahun haji selanjutnya. Kemudian Pangeran Majid bin Abdul Aziz mewakili keluarga kerajaan kemudian memerintahkan untuk membangun tenda-tenda baru. Wilayah mina kemudian ditutup sementara dan jamaah haji dievakuasi keluar mina terlebih dahulu. Para pekerja dan petugas kemudian membersihkan sisa-sisa puing kebakaran dan kemudian mendirikan sepuluh ribu tenda baru.
Alhasil Tenda-tenda dimina sekarang telah dirancang menjadi anti terbakar agar
insiden serupa tidak terulang kembali. Semoga korban yang meninggal Syahid
dalam insiden itu diterima segala amal ibadahnya dan diampuni segala dosanya.
Semoga kita semua kelak dapat berhaji dan umroh ke baitullah Amin. Wallahu
A’lamu bishowab.
Posting Komentar untuk "Kisah Terbakarnya 70.000 Tenda Jamaah Haji Di Mina Tahun 1997"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!