Tragedi Berdarah Insiden Jamaah Haji di Mina Tahun 1990 Sampai 2015
Tragedi mina tahun 1990 menjadi tragedi Jemaah haji terburuk pada zamanya. Korban tidak hanya dari Indonesia saya melainkan ada dari beberapa negara lain. Tercatat ada setidaknya delapan puluh satu ribu Jemaah haji asal Indonesia yang naik haji ditahun 1990. Hal ini wajar bila banyak WNI yang menunaikan haji sebanyak itu, mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Semakin banyaknya jumlah Jemaah haji yang melaksanakan ibadah haji tentu berdampak adanya timbulan permasalahan baru. Dari masalah yang ada kemudian muncul fenomena insiden yang kerap saja terjadi dan memakan banyak korban yang meninggal dunia. Berikut kisah insiden haji pada tanggal 2 Juli tahun 1990:
SEJARAH TEROWONGAN MINA
Terowongan Mina dikenal juga dengan nama terowongan Haratul Lisan. Terowongan ini berada di dalam sebuah bukit/ gunung yang menghubungkan wilayah Makkah, mina dan tanah arafah. Dahulu terowongan ini dibangun oleh mega proyek dari Amerika serikat pada tahun 1988.
Tidak tangguung-tangguung, biaya
yang dibutuhkan untuk membangun terowongan ini sangatlah besar. Pemerintah arab
Saudi harus mengucurkan dana sekitar 15 milyar dollar As demi terselesainya
proyek ini. Memang sangat besar anggaran
untuk proyek ini, karena butuh dana besar untuk bisa mengebor perut bukit yang
cukup keras.
Terowongan mina, dahulu terbentang sepanjang 550 M dan memiliki lebar 18 M. Terowongan ini persis berada didalam bukit yang menembus kedua bagian sisi bukit. Terowongan ini difungsikan sebagai jalur bagi para Jemaah haji yang hendak melakukan lempar jumrah. Dahulu terowongan mina hanya ada 1 jalur dan dapat menampung jamaah 26 ribu hingga 40 ribu orang.
Disepanjang
terowongan juga disediakan sejumlah lampu guna sebagai penerangan dalam
kegelapan terowongan bawah tanah. Selain itu terdapat pula rentetan kipas angin
yang berfungsi sebagai pensyuplai oksigen agar udara didalam terowongan tidak
terlalu pengap.
INSIDEN BERDARAH TEROWONGAN MINA 1990
Dahulu pada tanggal 2 juli tahun 1990, para jamaah haji dari seluruh dunia mulai bertolak ke mina untuk melempar jumroh. Para Jemaah haji waktu itu banyak juga yang terdiri dari para orang tua/ lansia. Jamaah haji Indonesia termasuk penyuplai jamaah haji terbanyak waktu itu yakni ada sekitar 81 ribu orang.
Belum lagi ditambah para jamaah dari negara lain. Situasi
antrian nampak terlihat mengular di mulut terowongan ketika para jamaah mulai
memasuki terowongan mina. Kepadatan mulai terjadi ketika banyak jamaah haji
yang saling bergegas masuk kedalam terowongan.
Kepadatan didalam terowongan lama-lama kian berdesak-desakan. Menurut beberapa sumber, waktu itu terowongan mina dipenuhi jamaah sebanyak 50 ribu orang. Hal ini jelas over/ melebihi batas volume kapasitas yang disediakan yaitu 40 ribu orang. Akhirnya Para jamaah kian semakin berdesak-desakan.
Selain itu kipas-kipas angin dan blower yang terpasang
didalam terowongan tiba-tiba mati. Seketika itu juga pasokan udara dan oksigen
didalam terowongan kian menurun. Hal ini sangat berbahaya karena dapat
mengakibatkan ruangan didalam terowongan menjadi pengab, sumpek dan panas.
Kemudian peristiwa itu berdampak kepada para jamaah haji yang berada didalam terowongan mina, banyak dari mereka yang mulai sesak nafas dan sangat kepanasan. Akhirnya kepanikan tiba-tiba mulai terjadi, mereka mengalami pengap dan kepanasan. Mereka kemudian berusaha bergegas untuk segera mungkin keluar dari terowongan itu.
Alhasil saling desak-mendesak tidak
terhindarkan lagi. Para Jemaah yang datang dari dua arah berlawanan menjadikan
situasi tidak karu-karuan, saling dorong dan tarik menarik menambah kepanikan
yang sangat mengerikan.
Akhirnya terdengarlah suara jeritan dan tangisan yang menggema di dalam terowongan mina kala itu. Tidak sedikit para jamaah yang terhimpit kesakitan, banyak pula yang tersungkur dan terjatuh akibat saling berdesakan-desakan. Menyedihkanya lagi, mereka yang terjatuh lalu terinjak-injak oleh kaki-kaki Jemaah haji lain yang juga panik berlarian.
Alhasil, orang-orang yang tidak mampu menghindar dan menyelamatkan diri dari tragedi itupun akhirnya tewas secara mengenaskan. Bagaimana tidak, berapa banyak mereka terinjak-injak kaki ribuan orang yang saling berebut keluar terowongan.
Para lansia banyak yang menjadi korban dalam insiden berdarah itu. apalagi jamaah haji Indonesia yang notabenya memiliki tubuh yang relatih pendek dan kecil, jelas sangat mudah untuk terjepit dan tersungkur jatuh ketanah. Berbeda dengan orang-orang timur tengah/ barat yang mayoritas berperawakan besar.
Hal ini
menjadi kekalahan tersendiri bagi Jemaah haji Indonesia yang akhirnya terjebak
dan meninggal dalam keadaan syahid. Betapa mengerikannya insiden tersebut,
betapa minimnya fasilitas keamanan di area seperti itu hingga kerap sekali
memakan banyak korban tewas. Peristiwa ini jelas menjadi tragedi menyedihkan
bagi korban dan keluarganya.
Atas insiden itu, setidaknya telah memakan korban sebanyak 1426 jemaah haji yang meninggal dunia. Kebanyaakan korban adalah para Jemaah haji dari negara Malaysia, Indonesia dan Pakistan. Tragedi itu sekaligus menjadi tragedi yang amat buruk dalam sejarah penyelenggaraan haji di zaman itu.
Adapun Jemaah haji asal Indonesia sendiri, setidaknya ada sekitar 600
orang Jemaah haji Indonesia yang tewas dalam insiden itu. Selain itu, insiden
ini juga mengakibatkan banyak jamaah
haji yang mengalami luka-luka.
Selain itu jatuhnya korban tidak hanya terjadi karena terdesak dan terinjak, namun juga ada factor lain. Waktu itu, lokasi kejadian perkara berada pada lokasi sepanjang tiga puluh meter, dimana terbagi menjadi dua bagian yaitu sepuluh meter ujung terowongan dan dua puluh meter ujung jembatan layang.
Kondisi jalan dilokasi itu terbilang menurun dan juga menjadi lokasi bertemunya para Jemaah haji yang hendak masuk dan keluar terowongan. Kemacetan di ujung terowongan juga tak terhindarkan, sehingga ada pula korban tewas karena terjatuh dari jembatan layang yang memiliki ketinggian sepuluh meter.
INSIDEN BERDARAH LAIN DI MINA
Lokasi Pergerakan jamaah haji dimina merupakan tempat yang rawan terjadi kecelakaan dan insiden, tempat itu serasa menyeramkan dan berisi sejuta misteri. Tidak hanya ditahun 1990 saja, tragedi serupa juga pernah terjadi ditahun 1994 yang menewaskan 270 jamaah saat lempar jumroh. Kemudian tahun 1998 sebanyak 118 jamaah tewas terinjak di jembatan jamarat.
Lalu tahun
2001 sebanyak 35 orang terinjak-injak saat lempar jumrah. Lalu tahun 2003
menewaskan 14 orang. Lalu tahun 2004
menewaskan 251 orang. Lalu ditahun 2006 menewaskan 246 jemaah haji. Kemudian
insiden serupa kembali terjadi di tahun 2015 yang memakan korban terbanyak
yaitu 2411 jamaah haji.
Baca Juga: Kisah Terbakarnya 70.000 Tenda Jamaah Haji Di Mina Tahun 1997
Atas banyaknya insiden itu, pemerintah arab Saudi kemudian berusaha meningkatkan keamanan dan fasilitas Jemaah haji agar insiden serupa semakin minim terjadi. Diantaranya dengan membesarkan dan memperluas terowongan hingga setinggi 40 meter. Selain itu terowongan itu juga dilengkapi dengan ventilasi udara diatasnya. Beberapa mesin pengisap udara dan penyuplai oksigen juga ditambah lebih banyak.
Akses lalu lintas di mina kemudian dibuat menjadi 4 jalur agar insiden tabrakan
jamaah bisa terhindarkan lagi. Kemudian dibangun pula jembatan lima lantai sebagai jalur akses para jamaah haji ketika
melakukan lempar jumroh. Semoga insiden serupa tidak terjadi dimasa yang akan
datang, dan semoga kita semua dapat berhaji dan umroh ke baitullah amin.
Wallahu A’lamu bishowab.
Posting Komentar untuk "Tragedi Berdarah Insiden Jamaah Haji di Mina Tahun 1990 Sampai 2015"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!