Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Mukjizat Rasulullah Dapat Membaca Hati Orang-orang yang Akan Berbuat Kejahatan

 

ilustrasi

Hidayahilahi.com - Tidak sedikit orang yang ingin melakukan kejahatan terhadap Rasulullah, siapapun yang berniat berbuat keburukan pasti selalu mengalami kegagalan, karena setiap seseorang bertindak, Rasulullah sudah mengetahui terlebih dahulu rencana jahat tersebut. Hal ini merupakan mukjizat yang dimiliki oleh Rasulullah saw. Bahwa beliau senantiasa mengetahui apa yang terlintas di hati musuhnya pada saat menghadapi dirinya. Sehingga, beliau dapat selamat dari rencana jahat musuhnya.


     Dikisahkan, pada saat Rasulullah saw sedang melakukan thawaf mengelilingi Ka'bah, tiba-tiba datanglah seorang lelaki bernama Fudhalah, ia mempunyai niat jahat membunuh Rasulullah saw. Ketika ia mendekati Rasulullah saw, Rasul langsung menegurnya, "Engkau yang bernama Fudhalah?", "Benar, aku bernama Fudhlah" jawab Fudhlah dengan kasar. "Apa yang terlintas di hatimu?" Tanya Rasulullah saw. Dengan wajah merah padam karena malu dan gugup, ia menjawab, "di hatiku tidak ada apa-apa, aku hanya menyebut dan mengingat nama Allah."


    Mendengar dusta tersebut, Nabi saw tersenyum seraya berkata, "Astaghfirullah." Lalu beliau mendekati Fudhalah dengan meletakkan tangannya ke dada Fudhalah bersamaan dengan luluhnya hati yang menyadari akan kesalahannya, kesalahan yang meletup-letup kemudian menjadi dingin dan tenang. Kemudian, ia dengan terus terang berkata kepada Rasulullah saw, tentang maksud jahatnya itu yang sudah ditebak oleh beliau, kemudian ia berkata, "Demi Allah, selagi Rasulullah saw belum mengangkat tangannya dari dadaku maka tidak ada satu orang pun yang lebih aku cintai melebihi cintaku kepadanya."


    Apa yang dialami Fudhalah merupakan bukti ketajaman naluri Rasulullah saw dan daya pandangnya yang mampu menebus setiap apa yang terlintas dalam kalbu umat manusia. Beliau dapat mengetahui alam musyahadah 'yang terlihat', juga mengetahui alam ghaib. Inilah diantara mukjizat yang beliau miliki. Dalam kisah lain diceritakan, dalam Perang Badar, Shafwan bin Umayyah kehilangan ayah dan saudaranya, sedangkan Wahab bin Umair tertawan oleh kaum Muslimin, maka Shafwan bersama sepupunya, bersekongkol merencanakan untuk membunuh Rasulullah saw. Rencana itu dilakukan di tempat yang sangat sunyi sekali. Rencana jahat ini sangat dirahasiakan oleh keduanya dan disepakati bahwa Shafwan akan membayar semua hutang Umair serta menjamin keluarganya, apabila Umair dapat membunuh Rasulullah.


    Setelah terjadi kesepakatan, Shafwan segera menyiapkan sebilah padang yang sudah diasahnya dan dipertajam. Pedang tersebut dibubuhi dengan racun dan diberikan kepada Umair untuk membunuh Rasulullah saw. Tanpa menunda-nunda waktu, Umair langsung berangkat menuju kota Madinah untuk melaksanakn niat jahatnya itu. Setibanya di Madinah, Umair langsung menuju Masjid, dimana Masjid tersebut seringkali disinggahi Rasulullah. Kedatangan Umair justru disambut Rasulullah dengan senyuman yang ramah. Rasulullah kemudian bertanya, "Wahai Umair, apa keperluanmu datang kemari?" Umair menjawab, " Untuk menyerahkan uang tebusan bagi anakku, Wahab yang konon tertawan di sini", lalu Rasul berkata "Yang benar saja, wahai Umair.." Perkataan Rasulullah saw telah menunjukkan bahwa beliau sudah mengetahui rencana jahat Umair.  Mendengar hal tersebut, tubuh Umair berkeringat, ia berkeyakinan bahwa Rasulullah saw telah mengetahui isi hatinya. Dengan perasaan gugup, Umair tetap berdusta kepada Rasulullah saw untuk meyakinkan beliau dengan mengatakan, "Benar, aku datang kemari untuk menebus tawanan. Selain itu, aku tidak mempunyai maksud lain."


    Rasulullah pun berkata, "Lalu syarat apa yang engkau buat dengan Shafwan di Hijir dalam pertemuan engkau dengan dia?". Mendengar hal itu, Umair berkeringat karena merasa takut dan wajahnya menjadi pucat. "Syarat apa itu?" Umair balik bertanya seakan-akan ia tidak mengerti maksud Rasulullah. Kemudian, Rasulullah menyambung lagi dan berkata kepada Umair, "Engkau yang sanggup bersedia membunuhku, dengan syarat Shafwan akan menjamin keluargamu. Namun, Allah juga melindungu aku, sekaligus menggagalkan rencana jahatmu." Mendengar kata-kata tersebut tubuh Umair semakin bergetar karena rencana busuknya telah diketahui terlebih dahulu oleh Rasulullah. Ia sudah tidak dapat berkutik lagi dihadapan Rasulullah saw. Akhirnya, Umair menyadari kesalahannya serta mengakui kemukjizatan Rasulullah. Dengan suara terbata-bata, ia berkata, "Aku bersaksi bahwasanya engkau adalah utusan Allah. Pembicaraanku dengan Shafwan di Hijir tidak seorang pun yang mengetahuinya, namun Allah yang memberitahukan kepada Rasulullah saw." Umair kemudian beriman kepada Allah dan Rasulullah saw. Setelah mendengar kejujuran Umair, Rasulullah kemudian memberi maaf kepada Umair.


    Melihat peristiwa ini, tidak akan masuk akal bahwa seseorang dapat diketahui apa yang terlintas di dalam hati, tetapi bila dilihat dari segi ketauhidan, semua itu mudah terjadi bila Allah memberi kelebihan tertentu bagi hamba-Nya yang dikasihi dan dicintai-Nya. Wallahu a'lam bisshawab.


Sumber : Kumpulan Kisah Mukjizat Rasulullah SAW (MB. RAHIMSYAH.AR)

Posting Komentar untuk "Kisah Mukjizat Rasulullah Dapat Membaca Hati Orang-orang yang Akan Berbuat Kejahatan"