Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Ashabul Ukhdud Episode 3 - Wafatnya Wanita dan Bayi Terakhir Yang Beriman

 


Melanjutkan kisah ashabul ukhdud sebelumnya, Bahwa setelah terbunuhnya Ghulam/ pemuda akibat disalib dan dipanah sang Raja, maka terjadilah gelombang reformasi besar-besar. Orang-orang yang menyaksikan kebenaran dalam diri sang pemuda, akhirnya berbelok beriman Kepada Tuhan pemuda itu  yaitu Allah SWT.

 Rakyat yang sudah beriman tidak lagi percaya kepada seorang raja yang mengaku-ngaku sebagai seorang tuhan. Pembunuhan yang dilakukan sang raja kepada Rahib, teman Raja, dan Pemuda itu justru membuat keimanan Rakyat kepada Allah SWT semakin Kuat.

Sang Raja telah terbukti tidak bisa membunuh dan berbuat apa-apa kepada Pemuda itu kecuali setelah menyebut Nama Allah. Hal ini menunjukkan bahwa dirinya bukanlah seorang tuhan, melainkan hanya Manusia biasa yang tengah dititipi jabatan sementara. 

Menyaksikan hal ini, AKhirnya para penduduk bergejolak menyerukan beriman kepada Allah SWT. Mereka berkata “kami beriman kepada Allah, Tuhan pemuda itu, kami beriman kepada Allah, Tuhan pemuda itu, kami beriman kepada Allah, Tuhan pemuda itu”

Melihat para penduduk yang berbondong-bondong beriman kepada Allah SWT, Sang Raja akhirnya Menjadi kebingungan. Orang-orang kerajaan  juga banyak yang berpaling memeluk Agama Allah, dan meninggalkan penyembahan terhadap Sang Raja. 

Keputusan Gila-gilaan lalu dikeluarkan Sang Raja, Ia sangat Marah melihat orang-orang berpaling dari dirinya. Sang Raja lalu memerintahkan para pengawal kerajaan untuk membuat parit-parit besar. Parit-parit itu lalu diisi dan dinyalakan api-api yang berkobar.

 Setelah Proses pembuatan parit-parit api yang besar, Sang raja lalu mengeluarkan maklumat barang siapa yang tak mau meninggalkan Agama Allah, maka Akan ia lemparkan kedalam parit-parit itu. Para pengawal kerajaan lalu menyeret satu demi satu dari orang-orang beriman. 

Mereka lalu mengatakan kepada para penduduk “ Kamu ingin kufur kepada Allah atau kami lemparkan kamu ke dalam kobaran parit api itu..?”. Ada Dua pilihan yang menjadi tawaran terakhir sang Raja, yaitu Kafir kepada Allah atau Beriman kepada Allah tapi harus mati dibakar hidup-hidup.

Namun orang-orang beriman lebih memilih beriman kepada Allah SWT dan rela dibakar hidup-hidup kedalam lautan parit api. Akhirnya satu persatu orang beriman dilempar kedalam lautan api hingga akhirnya mati meninggal dunia. 

Seluruh orang-orang beriman akhirnya wafat dan syahid dijalan Allah SWT tanpa tersisa, dan yang terakhir tersisa adalah seorang ibu yang tengah menggendong bayinya. Bayi itu lalu dirampas, Ibu itu lalu ditawari pilihan “Apakah kamu hendak kembali dari beriman kepada Allah..? Jika kau tidak mau, Bayimu ini akan kami bakar..!”

Ibu itu merasa sangat sedih sekali  saat menatap Anak kesayanganya itu. Ia hampir saja memutuskan untuk murtad dari Agama Allah.  Namun Rencana Allah sungguh mulia. Bayi ibu itu tiba-tiba bisa berbicara dan memberikan support kepada ibunya.

 Bayi itu lalu berkata “ Ibu, bersabarlah. Sungguh engkau itu tepat berada didalam kebenaran yang nyata”. Atas kuasa Allah, bayi itu dapat memberi pesan kepada ibunya agar tetap bersabar dan tetap menjaga keimananya kepada Allah SWT

Menyaksikan keajaiban yang luar biasa itu, kemantapan sang ibu kembali bangkit. Ia lalu menolak tawaran untuk kafir kepada Allah, dan tetap beriman Kepada Allah SWT. Atas keputusan itu, AKhirnya Bayi mungil itu lalu dilemparkan dan dibakar kedalam kobaran parit-parit Api. Nasib malang ini tidak hanya dirasakan sang bayi, tetapi juga ibunya yang telah melahirkanya. 

Kedua ibu dan Anak itu akhirnya sama-sama di lempar dan dibakar kedalam parit api hingga akhirnya meninggal dunia. Inna lillahi wainnailaihi roji’un. Begitu besarnya musibah dan cobaan orang-orang beriman dizaman dahulu. Allah SWT sampai menuliskan kisah Ashabul ukhdud ini dalam Q-S Al Buruj Ayat 4-9 yang Artinya:

4.Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran di Yaman),

5. yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar,

6.ketika mereka duduk di sekitarnya,

7.sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang mukmin.

8. Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-orang mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji,

9.yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.


Kelak azab pedih pasti akan menimpa sang Raja dan para perajuritnya sang zalim di akhirat kelak. Laknat dan murka Allah pasti akan menimpa orang-orang kafir yang zalim kelak.

Keajaiban Pemuda dalam Kisah Ashabul ukhdud akhirnya terungkap pada masa Sayyidina umar bin khatab. Konon tubuh Pemuda yang wafat dipanah dan disalib raja ditemukan. Jasad pemuda itu lalu dikeluarkan, dan keadaan menakjubkan terlihat dari tubuh pemuda itu.  

Ternyata jari tangan pemuda itu masih menempel di pelipisnya, Sama halnya seperti saat ia wafat terbunuh. Subhanallah.., Betapa besar derajat dan kemuliaan pemuda itu disisi Allah SWT. Surga benar-benar menantinya untuk kehidupan abadi di akhirat kelak, Amin.

Hikmah:

Adapun Hikmah dan pesan yang dapat diambil pelajaran diantaranya adalah:

1.            Beriman kepada Allah SWT jelas lebih besar daripada sesuatu apapun

2.            Ilmu perdukunan dan sihir hanyalah sebuah praktik tipuan dan kebohongan belaka, tidak ada satu manfaatpun yang bisa diambil dari ilmu itu.

3.            Dukun sihir adalah masuk dalam perbuatan buruk karena mereka mengandalkan setan untuk bekerja sama. Mereka jelas lebih patuh kepada setan dari pada kepada Allah.

4.            Orang-orang beriman pasti akan selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT dan mereka kelak akan mendapatkan kenikmatan di akhirat kelak.

Semoga kisah ini bermanfaat. Wallahu A’lamu bishowab.

Baca Juga: Kisah Ashabul Ukhdud Episode 1 - Wafatnya Sang Rahib di Gergaji Raja kafir

Baca Juga: Kisah Ashabul Ukhdud Episode 2 - Wafatnya Pemuda Beriman

Hidayah Ilahi Official
Hidayah Ilahi Official kami adalah bloger religi islam

Posting Komentar untuk "Kisah Ashabul Ukhdud Episode 3 - Wafatnya Wanita dan Bayi Terakhir Yang Beriman"