Kisah Ashabus Sabti - Penduduk Desa Yang Dikutuk Allah Menjadi Kera
Asal usul manusia dan nenek moyang manusia adalah berasal dari kera. Secara bertahap dari tahun ketahun, abad keabad kera mengalami evolusi/ perubahan biologis hingga berjuta-juta tahun lamanya sampai akhirnya menjadi manusia seutuhnya. Selain itu dari hasil survei tes DNA menyatakan bahwa DNA Kera 97% ada kesamaan dengan DNA Manusia.
Nah itulah teori sejarah manusia yang diciptakan oleh
Charles Robert Darwin. Materi ini juga tidak asing diajarkan dalam buku sejarah
dan sains disekolah. Namun kita sebagai umat muslim tentu tidak meyakininya,
karena jelas nenek moyang umat manusia dalam pandangan islam adalah Nabi Adam
As dan Ibu Hawa.
Dalam kisah kali ini,
kita tidak membahas asal usul manusia dan kera, melainkan membahas kisah Umat
terdahulu yang melakukan pelanggaran atas perintah Allah SWT. Umat-umat itu
adalah Kaum Bani Israel yang bertempat tinggal di pinggiran laut Qazlum (Laut
Merah), tepatnya di Kota Aylah. Karena banyak melakukan pelanggaran di Hari
Sabtu maka kaum-kaum itu lantas Allah Kutuk menjadi Kera. Dan inilah kisah
Ashabus Sabti yang dikisahkan juga dalam kitab suci Al Qur’an yaitu Q.S
Al-Baqarah ayat 65 dan Q.S Al-A’raf ayat 163-166. Berikut Artikel selengkapnya:
Dahulu kala, Kaum Yahudi Bani Israel pernah terikat
perjanjian dengan Allah SWT. Awalanya, Allah SWT memerintahkan Kaum Bani Israel
untuk beribadah dan mengagungkan di Hari Juma’at, karena hari itu memiliki
banyak sekali keutamaan dan kemuliaan dibanding hari selain juma’at.
Tetapi menurut Bani Israel, Hari yang lebih utama itu adalah
hari sabtu dikarenakan Allah menyelesaikan penciptaan pada hari sabtu. Kaum
bani Israel berkata “Kami akan beruusaha untuk hari sabtu, sebab Allah selesai
mencipta pada hari sabtu”. Akhirnya
Allah SWT menyetujui hari yang dipilih kaum bani Israel itu.
Hari Sabtu lantas menjadi Hari suci dan hari ibadah bagi
orang-orang yahudi bani Israel. Dihari itu pula Allah SWT mengkhususkan dan
mewajibkan bani Israel untuk melaksanakan ibadah. Setelah penetapan itu, Maka
Orang-orang Bani Israel tidak diperkenankan untuk bekerja dihari Sabtu, karena
hari itu adalah Hari khusus untuk beribadah.
Mereka diharamkan melakukan berbagai macam pekerjaan
termasuk memancing ikan dihari itu. Hari utama
untuk beribadah bagi orang-orang yahudi memang hari Sabtu, Adapun Umat
Nasrani adalah Hari Minggu, sedangkan Umat Islam Adalah Hari Jum’at karena hari
jum’at adalah Sayyidul Ayam atau penghulu segala hari.
Allah SWT lantas menguji ketaat kaum bani Israel yang pada
waktu itu tinggal di pesisir pantai laut Qazlum. Allah Lantas menjadikan banyak ikan-ikan
bermunculan dan berdatangan di tepi pantai pada hari sabtu. Tetapi saat
diselain hari sabtu ikan-ikan itu malah tidak berdatangan ke tepi pantai.
Ketika kaum bani Israel mengetahui jikalau ikan-ikan laut
banyak bermunculan di hari sabtu sedangkan di hari lain tidak, Maka mereka lalu
memutar otak untuk mengakali aturan Allah SWT dengan cara yang licik. Mereka
lalu mencari ide dan cara agar bisa memancing dan mendapatkan ikan-ikan itu.
Kaum bani isael lantas mengatur rencana dan tipu daya untuk
hari sabtu depanya. Ketika datang Hari jum’at, mereka memasang jaring-jaring
ikan dan membuat tambak-tambak ikan di lokasi dimana biasanya ikan-ikan muncul
pada hari sabtu. Pemasangan jaring-jaring ikan itu bertujuan untuk menjadikan
ikan-ikan yang berdatangan supaya tidak kembali kelaut lagi sebab ikan-ikan itu
pastinya akan terjebak dalam jarring dan tambak-tambak yang dibuat. Dengan
adanya jarring dan tambak, tentu memudahkan mereka untuk mendapatkan banyak
ikan nantinya.
Begitulah Awalnya cara Kaum bani Israel mempermainkan aturan
Allah. Meskipun pada hari sabtu mereka tetap beribadah seperti biasa, tetapi
tindakkan itu jelas membuat Allah murka sebab mensiasati larangan Allah untuk
bekerja.
Saat Tiba Hari minggu, ternyata benar, ikan-ikan banyak yang
terperangkap dalam jarring dan tambak yang telah dibuat mereka. Mereka lalu
mengambil ikan-ikan yang terperangkap itu.
Setelah mendapatkan ikan-ikan itu, kemudian ikan itu mereka masak untuk
dijadikan makanan. Aroma dari masakan ini sampai tercium oleh tetangga.
Perbuatan dan pelanggaran itu tidak hanya dilakukan satu dua
kali saja, Namun terus berulang-ulang setiap sabtu depanya. Kemudian cara ini
mulai banyak dilakukan banyak orang. Namun Allah tidak serta-merta langsung
menurunkan azab kepada kaum bani israil.
Alhasil, Orang-orang kian banyak yang bekerja dan memanicng
ikan secara terang-terangan. Mereka menagkap ikan lalu menjual hasil tangkapnya
ke pasar-pasar. Tipu daya dan muslihat mereka terjadi sebab hati mereka
meyimpang dan tipisnya Ketaqwaan mereka.
Tetapi tidak semua orang-orang Ashabus Sabt melakukan
pelanggaran itu. Ternyata diantara mereka terbagi menjadi 3 macam kelompok.
Kelompak yang pertama mereka adalah golongan para pelanggar janji Allah,
Golongan Kedua mereka adalah orang-orang
pemberi nasihat kepada para pelanggar tetapi telah putus asa karena dirasa
nasihat itu tidak ada gunanya lagi.
Bahkan mereka malah berbalik menegur orang yang memberi
nasihat. Sedang golongan ketiga yaitu orang yang masih senantiasa menasihati
orang-orang yang melakukan pelanggaran janji Allah agar bisa kembali sadar dan
bertaubat.
Pernah Suatu ketika golongan kedua dan ketiga berselisih dan
berdebat. Golongan kedua bertanya kepada golongan ketiga “Mengapa dirimu
memberi nasihat kepada Kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab
mereka dengan azab yang amat keras..?” golongan ketiga menajwab” Supaya kami
memiliki alasan kepada Tuhan Kamu”.
Orang-orang golongan ketiga, terus masih selalu memberikan
nasihat-nasihat kepada orang-orang pelanggar larangan Allah. Namun sayang
lama-lama para pelanggar itu malah tidak peduli, menyombongkan diri dan
melupakan peringatan.
Ketika kesombongan para pelanggar ketentuan Allah semakin
menjadi-jadi dan sulit diberi nasihat. Maka orang-orang golongan ketiga yang
taat kepada Perintah Allah lalu membagi Kawasan kampung menggunakan tembok.
Tujuan pembuatan Tembok batas ini adlaah agar suatu saat
nanti mereka tidak terkena adzab yang
Allah timpakan kepada orang-orang pelanggar. Biarlah orang-orang yang melanggar
larangan Allah yang mendapatkan balasan atas tindakkan buruk mereka karena
telah berani-beraninya mempermainkan Allah SWT.
Suatu Hari Saat Orang-orang yang taat sedang berkumpul,
tiba-tiba datanglah seseorang diantara meraka yang melihat suatu keanehan .
Orang-orang pelanggar yang berada dibalik tembok pembatas ternyata tidak
terlihat gerak geriknya. Kemudian orang-orang yang taat mencoba mengintip
kondisi kehidupan orang-orang pelanggar dibalik tembok pembatas.
Meraka lalu menaiki tembok pembatas itu, Dan ternyata ada
sebuah kejadian yang sangat Mengejutkan, Orang-orang yang selama ini melanggar
larangan Allah ternyata telah berubah menjadi kera-kera.
Orang-orang yang taat lalu membuka pintu tembok pemisah dan
menghampiri saudara-saudara mereka yang telah berubah menjadi kera. Namun
sayang mereka tidak bisa mengenali saudara-saudara mereka lagi. Berbeda dengan
para pelanggar yang telah dikutuk menjadi kera, mereka masih bisa mengenal
saudara mereka dari kalangan manusia, namun sayang kera-kera itu hanya bisa
mendatangi dan mencciumi baju saudaranya itu sembari menangis-nangis.
Namun Orang-orang yang taat tidak bisa menolong dan berbuat
apa-apa lagi dan hanya bisa berkata” Bukankah kami sudah melarang dan
menasihati kalian..?”. Akhirnya kera-kera itu hanya dapat menyesali perbuatan
dan kesalahan mereka sembari menganggukan kepalanya.
Kera-kera itu sangat menderita dan bernasib sial, meraka
tidak bisa makan minum dan tidak diberikan keturunan. Akhirnya mereka hanya
bisa bertahan hidup selama 3 hari, dan setelah itu mereka mati meninggal dunia.
Itulah azab pedih untuk orang-orang yang melanggar larangan Allah di hari
Sabtu.
Namun Masih ada perbedaan pendapat tentang perubahan bentuk
fisik para pelanggar larangan Allah SWT, ada yang berpendapat yang berubah
menjadi kera adalah hati, mental dan pemikiran mereka, sedangkan wajah mereka
tetap. Hal ini hanya perumpamaan yang Allah buat seperti halnya perumpamaan
keledai yang membawa buku-buku. Semoga Kisah Ashabus Sabti bermanfaat, Wallahu
A’lamu Bishowab.
Baca Juga: Full Kisah Ashabul Kahfi - 7 Pemuda Beriman Yang Tertidur Dalam Gua Selama 309 Tahun
Posting Komentar untuk "Kisah Ashabus Sabti - Penduduk Desa Yang Dikutuk Allah Menjadi Kera"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!