Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

AJAIB !! Kisah Usapan Tangan Rasulullah SAW Menyembuhkan Mata Ali Bin Abi Thalib


Hidayahilahi.com - Setelah Islam menguasai kota Madinah, kota tersebut tidak hanya didiami oleh kaum muslimin saja, melainkan kaum Yahudi dan Nasrani serta kaum keturunan Bani Israel juga masih banyak berdiam di kota tersebut. Kehadiran kaum muslimin di Madinah sedikit banyak menenteramkan hati mereka dari bahaya serangan bangsa lain. Tingkah laku yang baik dari kaum muslimin di Madinah menjadi contoh teladan suku lain yang sama-sama mendiami kota Madinah. Sehingga, tidak mengherankan bila mereka senang bertetangga dengan kaum muslimin yang ramah dan berbudi luhur. Tatanan masyarakat inilah yang kemudian disebut masyarakat Madinah.

    Kediaman yang diciptakan oleh kaum muslimin lama-kelamaan memudar karena ulah bangsa yang tidak suka melihat kejayaan Islam di Madinah. Kasak-kusuk, kaum munafiqin yang berusaha untuk memecah belah persatuan juga ikut ambil bagian dalam menghancurkan kaum muslimin, begitu juga kaum Yahudi dari Bani Quraizhah, mereka bersekutu dengan orang-orang munafik yang memecah belah kaum muslimin.

    Tindakan Yahudi dari Bani Quraizhah tersebut berarti melanggar perjanjian yang telah disepakati bersama kaum muslimin. Mereka berupaya membuat tipu daya secara licik terhadap kaum muslimin. Akan tetapi, rencana busuk mereka segera diketahui oleh Rasulullah saw sehingga kaum muslimin segera bersiap untuk mengantisipasi  pengkhianatan mereka. 

    Kaum Yahudi yang bertempat tinggal di Khaibar, juga tidak ketinggalan. Mereka berusaha mengail ikan di air keruh dengan cara menyebar fitnah ke sana kemari dan memanas-manasi penduduk Ghathfan supaya semangat mereka bangkit untuk menyerang kaum muslimin. Rasulullah yang telah mencium kelicikan mereka segera membentuk suatu formasi pasukan untuk dikerahkan menuju Ghathfan.

    Penduduk Ghathfan menjadi panik ketika mendengar pasukan kaum muslimin sedang berjalan menuju posisi mereka. Buru-buru mereka mengumpulkan penduduknya di suatu  tempat untuk mengadakan perjanjian damai dengan kaum muslimin. Setelah  penduduk Ghathfan mengadakan perjanjian dengan pasukan Islam, barulah kaum muslimin mengetahui kalau kaum Yahudi Khaibar tidak bergabung dengan penduduk Ghatfan. 

    Oleh karena itu, kaum muslimin segera mengerahkan pasukannya ke posisi kaum Yahudi Khaibar dan penduduk Ghathfan pun pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan lega. Sementara itu, Rasulullah membentuk strategi perang untuk memerangi Yahudi Khaibar yang telah berkhianat. Pendudk Ghathfan tidak membantu kaum Yahudi Khaibar karena merasa telah dikhianati oleh mereka. Di Khaibar, kaum muslimin membuat semacam pagar betis untuk membentengi mereka dari serangan kaum Yahudi Khaibar yang terkenal ahli dalam strategi perang. 

    Untuk merebut benteng-benteng perang kaum Yahudi yang tangguh, kaum muslimin memakai taktik pengepungan sehingga peperangan ini terkesan lama dan lamban, waktu akhirnya satu per satu benteng Yahudi dapat direbut. Benteng-benteng kaum Yahudi Khaibar yang banyak membuat mereka bisa berpindah dari benteng satu ke benteng yang lain. Hal ini berlangsung terus-menerus sehingga mengacaukan serangan kaum muslimin. 

    Melihat permainan Yahudi Khaibar ini akhirnya semangat kaum muslimin semakin tergugah untuk terus berjihad di jalan Allah. Mereka dengan sekuat tenaga dan semangat yang membara berusaha meluluh lantakkan benteng-benteng musuh yang tersisa. Dalam situasi yang demikian itu, Rasulullah berkata, "Besok pagi, bendera ini akan aku berikan kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, di mana Allah dan Rasul-Nya juga mencintainya"

    Para sahabat yang mendengar perkataan Rasulullah dalam hatinya saling mengharapkan bahwa merekalah yang esok akan ditunjuk beliau sebagai pembawa bendera pemimpin. Pemberian bendera tersebut merupakan suatu penghormatan yang tak ternilai harganya bagi para sahabat, hingga Umar bin Khattab berkata, "Aku sangat mengharapkan bendera yang dijanjikan Rasulullah terebut." Keesokan harinya, ketika mereka usai melaksanakan shalat subuh berjamaah, banyak para sahabat yang sengaja menampakkan diri di hadapan Rasulullah dengan maksud agar mereka ditunjuk oleh beliau sebagai pemimpin pasukan. 

Baca Juga : KISAH RASULULLAH DIBELA JIN MUSLIM

    Namun, rupanya beliau masih menunggu orang yang beliau kehendaki. Beliau menoleh kesana kemari seolah-olah sedang mencari seseorang. Beliau bertanya, "Di manakah Ali bin Abi Thalib sekarang ?" Salah seorang sahabat menjawab, "Dia sedang sakit mata, Ya Rasulullah !." "Panggillah ia kemari," perintah beliau. Ali memang sedang menderita sakit mata. Terlihat jelas oleh Rasulullah ketika Ali telah sampai dihadapannya, tampak matanya memerah dan bengkak. Maka, tanpa berkata apa-apa Rasulullah langsung mengusap mata Ali dengan telapak tangan Rasulullah. 

    Dan ajaib sekali karena seketika  itu juga mata Ali yang membengkak itu sembuh seketika. Tiada bekas-bekas bahwa Ali baru saja menderita sakit mata. Hal ini tentu sangat membuat Ali senang karena disamping matanya sembuh, ia juga merasakan matanya lebih terasa tajam dan terang penglihatannya daripada sebelumnya. Lalu, Ali mendapat kepercayaaan dari Rasulullah untuk membawa panji Islam dalam pertempuan nanti.

Baca Juga : Kisah Putri Fatimah Dan Gilingan Tepung Yang Dapat Berputar Sendiri

    Kemujuran yang sehari sebelumnya telah diharapkan oleh sahabat , kini jatuh ke tengan Ali, seorang yang sangat dicintai Allah dan Rasul-Nya. Sahabat yang menyaksikan kejadian itu tercengang. Mereka kagum menyaksikan mukjizat yang diturunkan Allah kepada Nabi mereka. Yang lebih mencengangkan lagi, sorotan mata Ali bertambah tajam. Hal ini tidak mungkin dapat dilakukan oleh orang biasa kecuali oleh orang-orang yang menjadi kekasih Allah dan diberi-Nya mukjizat. Subhanallah...


Sumber Buku: Mukjizat Rasulullah SAW

Posting Komentar untuk "AJAIB !! Kisah Usapan Tangan Rasulullah SAW Menyembuhkan Mata Ali Bin Abi Thalib"