Hidayah Islam - Masuk Islam Setelah Bermimpi Membaca Al-Qur'an Dengan Lancar
Hidayahilahi.com - Sejak kecil saya bagaikan hidup di muara. Ayah dan sanak kelurga semua beragama Budha Konghucu. Sedangkan keluarga dari pihak ibu beragama Kristen Protestan. Ibu sendiri meskipun rajin ke gereja tetapi di KTP beragama Budha Konghucu, mungkin disebabkan mengikuti tuntutan sebagai istri seorang beragama Budha. Saya sejak SD mulai mengikuti kebaktian di gereja. Hal itu karena dorongan nenek, beliau amat khusyuk menjalani kehidupan sebagai Kristen yang saleh. Berbeda dengan keluarga ayah yang tidak begitu mementingkan agamanya. Begitulah kehidupan saya dan seorang adik dibesarkan.
Hal yang mengherankan lagi dengan tingkah adik, yang tidak pernah mau diajak ke gereja. Bahkan ia memiliki kitab suci al-Qur'an terjemahan. Dan ini yang menjadi faktor adik tidak menyukai keluarga ibu. Ketika suatu hari saya akan dibaptis, di saat itu saya merasa tidak siap, karena sejauh itu hati kecil saya belum meyakini kebenaran Kristen. Alasannya, seringkali ketika saya mengikuti acara debat yang diadakan untuk Gembala Remaja, saya sering menemukkan kejanggalan dalam kitab Injil. Terutama menyangkut kisah dan sejarah.
Seiring dengan hasrat saya untuk mencari kebenaran, maka ketika duduk di kelas 2 SMP, saya selalu rutin mengikuti pelajaran agama Islam di kelas, meskipun guru agama pada waktu itu membebaskan siswa non muslim tidak mengikutinya. Kebiasaan itu terus saya lakukan hingga masuk jenjang SMA. Saya mulai membandingkan beberapa hal antara Islam dan Kristen. Waktu itu, dengan nalar yang masih sederhana saya menyimpulkan Kristen dan Islam sebagai sesuatu yang serupa tapi tidak sama. Memang kesimpulan itu tidak tepat, tetapi begitulah saya melihat ada beberapa kesamaan, misalnya tentang sejarah nabi-nabi. Di dalam kitab Injil terdapat kisah para rasul, begitupun di dalam Al-Qur'an, masing-masing isinya berbeda versi.
Namun, ada sesuatu yang sangat mendasar yang membedakan antara Kristen dan Islam, yaitu konsep ketuhanannya Kristen menjabarkan pengertian keesaan Tuhan pasa konsep Trinitis. Terus terang, ini sesuatu yang amat rumit untuk dijelaskan. Bagaimana mungkin menjelaskan wujud Tuhan Yang Maha Esa dalam tiga oknum yang terpisah (Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh Kudus). Sedangkan Islam memiliki konsep ketuhanan yang amat sederhana , tetapi jelas dan tegas. Tauhid sebagai konsep ketuhanan kaum muslimin menegaskan bahwa Allah adalah Esa. Ia tidak beranak, dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. Dan Islam inilah agama yang menurut saya lebih masuk akal, sehingga sejak saat itu saya menjadi malas pergi ke geraja.
Waktu itu nenek meninggal dunia, dan akhirnya dorongan untuk ke gereja pun tidak ada, sehingga tidak ada lagi ikatan batin dorongan dari nenek ke gereja. Sejak saat itu, saya lebih senang berdiam di rumah. Pada suatu hari, teman bermain saya memperkenalkan saya dengan seorang pemuda, namanya Harris. Kurang lebih seminggu setelah perkenalan dengan Harris, saya bermimpi didatangi seorang tua berjubah putih. Dalam mimpi itu saya mengenakan kerudung panjang yang menutupi leher dan dada, sedangkan Harris mengenakan kopiah hitam. Kami duduk bersila berdampingan. Tanpa berbicara sepatah kata pun, orang tua berjubah putih itu pun memberi kan saya sebuah kitab suci Al-Qur'an. Dengan bahasa isyarat ia menyuruh saya untuk membacanya. Saya terus membaca, sampai akhirnya saya terjaga dari tidur.
Hari masih gelap, karena belum masuk waktu subuh, saya tersentak kaget, mimpi itu begitu aneh. Bagaimana mungkin, saya dapat membaca Al-Qur'an ? Semula saya tidak ingin menceritakan mimpi itu kepada siapapun. Tetapi setelah beberapa hari, hati ini semakin resah. Saya tidak tahan untuk berdiam diri. Akhirnya, saya menceritakan mimpi itu kepada seorang tetangga sebelah rumah. Tanpa saya duga, ia menjawab bahwa sebentar lagi saya akan masuk Islam. Namun, dalam hati saya belum ada niat untuk masuk Islam, dan selama beberapa hari saya merasa bimbang.
Di hari berikutnya, Harris datang ke rumah. Saya lebih banyak berdiam diri, akhirnya ia menanyakan apakah saya sering pergi ke gereja. Saya menjawab sekenanya saja kalau saya lagi malas ke gereja. Lalu, tanpa saya duga ia menyaranakan agar saya masuk Islam saja. Lalu saya bertanaya, "Lho kamu kamu kan Kristen, kok menyarankan saya masuk Islam?" Justru Harris kaget. "Siapa bilang saya Kristen?, saya Islam kok" katanya sambil mengeluarkan KTP. Dari kejadian ini saya baru menyangka bahwa Harris dengan peranakan Tionghoa ternyata orang Jawa, dan beragama Islam, karena sungguh wajahnya mirip China.
Akhirnya, saya menceritakan mimpi itu kepada Harris, yang menurut saya sebagai rantai petunjuk dari Yang Maha Esa. Seminggu kemudian usai pelajaran agama Islam, saya mengutarakan niat saya kepada guru agama untuk masuk Islam. Harris juga banyak membantu mengurus proses keislaman saya di KUA. Ibu sebagai orang yang paling dekat dengan saya, tentu saja saya beritahu. Ibu tidak keberatan, Ia bahkan menasihati saya setelah menjadi orang Islam agar benar-benar melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Sebab, menurut beliau, memilih agama bukan main-main. Sedangkan kepada ayah saya sengaja tidak memberiyahu.
Singkat cerita bertempat di KUA Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, saya dan adik saya, mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat dengan disaksikan bapak guru SMA, pengurus masjid AN-Nur Ancol, beberapa kawan sekolah dan juga Harris. Setelah resmi menjadi Muslimah, nama saya berganti bernama Intan Nur Sari, dan sejak itu saya mengikuti bimbingan membaca Al-Qur'an di TPA Masjid AN-Nur Ancol, Jakarta Utara Subhanallah....
Penulis: ALbaz (1990)
Posting Komentar untuk "Hidayah Islam - Masuk Islam Setelah Bermimpi Membaca Al-Qur'an Dengan Lancar"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!