Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Inspirasi - Kemiskinan Membuat Saya Jauh Dari Tuhan

Hidayahilahi.com - Nama saya Widarto, lebih akrab dipanggil Pak Wid. Lahir di Muntilan Jawa Tengah. Dahulu orangtua saya beragama Islam. Nasiblah yang kemudian membawa saya menjadi seorang yang beragama Khatolik. Kisah ini diawali ketika ayah dan ibu saya meninggal dunia dalam waktu yang tidak berjauhan, karena terserang wabah kolera. Singkat cerita, kakak saya yang perempuan diambil pakde untuk dibawa merantau ke pulau Sumatera. Sedangkan saya ditinggalkan sendiri, sejak itu saya dirawat oleh paklik yang beragama Khatolik.

    Karena sejak kecil hidup dan dibesarkan di lingkungan agama Khatolik, maka saya pun tidak pernah menyadari bahwa kedua orangtua saya beragama Islam. Dan paman sering sekali mengajak saya ke gereja. Saat saya beranjak dewasa, paman sering mengajak berjualan burung, yang pada saat itu saya juga masih di bangku sekolah tingkat SMP. Karena faktor ekonomi, setelah lulus, saya tidak dapat melanjutkan ke jenjang SMA. Setamat sekolah, paman mengajak pindah ke Jakarta. Namun, di Jakarta tidak banyak membawa kemajuan usaha paman. 


    Dari sinilah saya memilih untuk hidup mandiri yaitu dengan memulai menjual makanan burung, dari hasil yang masih pas-pasan itu saya bisa mengontrak rumah. Ujian pahit masih terus datang, usaha yang saya jalankan tidak berkembang. Saya merasa gundah, karena di usia yang sudah di atas 30 tahun, saya masih membujang. Mau menikah tidak berani, karena usaha masih kandas. Dari kegundahan itu, akhirnya saya ingin mencari sesuatu. Kebetulan saat itu kontrakan saya ada sebuah majelis taklim yang giat sekali mengadakan pengajian. Saya pun mulai tertarik mendengarkan ceramah, meskipun dari jarak jauh. 

    Semakin diikuti, ceramah itu membuat saya semakin memikat untuk mengenal lebih jauh tentang Islam. Terutama uraian tentang hikmah shalat untuk mengendalikan stabilitas jiwa, yang menurut saya sangat menyentuh hati. Dengan bangkitnya kesadaran baru, saya mulai tertarik kepada seorang wanita. Dan berhasrat untuk menikahinya, tetapi ia adalah Muslimah. Disamping kondisi ekonomi yang masih morat marit menyebabkan saya menjadi bimbang dalam mengambil keputusan.

    Singkat cerita, akhirnya saya menikah sekaligus mengikrarkan syahadat saya sebagai Muslim di KUA. Namun setelah menikah, cobaan belum berakhir, usaha dagang saya belum nampak ada kemajuan. Ada saja cobaan yang datang, entah terkena tipu, uang dibawa kabur, dan lain-lain. Karena sibuk mengurusi usaha, saya mulai tak menghiraukan shalat. Sepertinya kemiskinan yang menjauhkan saya dengan Tuhan. Terkadang timbul pikiran jelek, ternyata agama tidak mengubah nasib seseorang, Khatolik-Islam sama saja, miskin ya tetap miskin, keluh saya yang sedang gudah.

    Ketika saya dalam keraguan terhadap kebenaran Islam, tanpa sengaja, ketika saya berkunjung ke kampung istri saya di daerah Purwodadi, saya berkenalan dengan Mbah Sawi yang terkenal sebagai dukun urut. Dari percakapan saya dengan Mbah Sawi itu, saya sempat mengemukakan keluhan saya. Mbah Sawi ternyata seorang wanita tua yang waskita (bijak). Ia banyak memberi nasihat kepada saya. Sayadisuruhnya agar bersabar menerima semua cobaan Allah SWT, dan Mbah Sawi selalu mengingatkan, jika ada sedikit keuntungan sebaiknya disisihkan sebagian untuk sedekah, insya Allah rezeki kita akan bertambah makmur.

    Sesampai di Jakarta, pesan dari Mbah Sawi saya kerjakan, dari mengerjakan shalat 5 waktu, menghadiri majelis taklim dan lainnya, alhamdulillah usaha yang saya geluti memperlihatkan titik cerah. Bahkan dari ketekunan saya menabung, saya sempat menunaikan ibadah haji hingga 2 kali. Subhanallah..



Penulis : Makhrus M/Albaz

Posting Komentar untuk "Kisah Inspirasi - Kemiskinan Membuat Saya Jauh Dari Tuhan"