Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KISAH MUALAF MASUK ISLAM SETELAH MENDALAMI KITAB INJIL BIBEL


Hidayahilahi.com - Nama asliku Tolae, agama leluhur kami yaitu orang Mentawai sebelum Indonesia merdeka yaitu kepercayaan Sibulungan. Akan tetapi, ketika aku lahir orangtuaku telah beragama Islam melalui para pedagang dari Minangkabau yang berdagang hingga ke Kepulauan Mentawai. Dahulu Islam masuk ke tanah Mentawai Desa Simalegi sekitar tahun 1945. Saat itu Islam masih memiliki kelemahan yaitu di daerah ku belum ada guru agama yang menetap lama untuk mengajarkan agama Islam kepada para mualaf dan tidak ada sarana ibadah seperti mushola, hal ini mengakibatkan orangtuaku berpindah agama Kristen Protestan yang masuk pada tahun 1957. Saat itu keluargaku di baptis oleh pendeta. Di kampungku masih sulit ditemui Sekolah Dasar (SD) umum, kemudian orangtuaku menyerahkan aku ke sekolah milik Khatolik dan otomatis aku masuk menjadi beragama Khatolik.

    Setelah tamat di SD Khatolik, saat itu aku menginginkan sekolah ke tingkat SMP. Namun, kedua orangtuaku tidak menyetujuinya, dengan alasan karena mereka sudah tua dan sudah tidak ada yang mengurusi peliharaan babi yang jumlahnya sangat banyak, terpaksa kuturuti dahulu kemauan mereka. Karena minat belajarku yang cukup tinggi, aku mendapat tawaran untuk mengikuti  pendidikan agama Khatolik selama satu tahun. Setelah tamat aku  diangkat menjadi guru Katekis  secara sukarela.Ketika bertugas menjadi guru, aku sangat senang membaca buku-buku perbandingan agama, terutama buku agama Islam untuk mencari kelemahannya. Saat itu aku membaca buku Dialog Islam-Kristen, hal-hal yang meragukan imanku selama ini kutemukan di kitab suci umat Kristen.


    Lalu, timbullah pertanyaaan dalam hatiku, mengapa kitab Injil lainnya sering ada pertentangan. Satu lagi antara kitab ajaran dan praktik dilakukan umat Kristen sering bertentangan. Misal, tentang hukum memakan daging babi. Di dalam agama Islam, amat tegas dalam Al-Qur’an, tepatnya pada surat Al-Baqarah :173, “DIHARAMKAN BAGIMU MEMAKAN BANGKAI, DARAH DAN DAGING BABI” menurut ajaran gereja, tidak ada larangan memakan daging babi. Tetapi pada kitab Injil Bibel (Kitab Imamat:10-11), menyatakan bahwa daging babi dan binatang yang berkuku ganjil dan bertaring, diharamkan Allah.


    Selanjutnya, tentang peristiwa kelahiran YESUS (nabi Isa) terdapat perbedaan yang cukup tajam antara versi Kristen dan Islam. Menurut versi Kristen, Nabi Isa dilahirkan pada 25 Desember 800 SM (Sebelum Masehi) di kaandang ternak di Bethlehem. Sedangkan, menurut versi Islam, Nabi Isa as dilahirkan pada tahun 622 SM di bawah pohon kurma (Al-Qur’an, surat Maryam). Berkaitan tentang khitan (sunat), dalam Islam justru sangat dianjurkan. Sedangkan, umat kristiani tidak melaksanakan praktik khitan tersebut. Padahal menurut Injil Lukas 2:21, Yesus justru disunat sesudah berumur delapan hari.


    Selain dua hal tersebut, masih banyak lagi perbedaan mendasar yang sering dijumpai antara ajaran dan praktik dalam agama Kristen, seperti tentang risalah (misi, tugas) kenabian Yesus yang seharusnya hanya untuk domba Israel, tentang trinitis, dan tentang penebusan dosa dan lain-lain.


MASUK ISLAM


    Tentang penebusan dosa, menurut Islam, seorang manusia siapa pun dia, tidak dapat menghapus dosa orang lain, kecuali hanya Allah SWT yang berhak menerima atau menolak tobat seseorang. Sementara dalam ajaran Kristen, praktik penebusan atau penghapusan dosa, sudah lama berlangsung di gereja melalui pastur. Caranya, orang yang berdosa akan membayar uang dalam jumlah tertentu ke gereja, kemudian pastur memutuskan bahwa orang tersebut sudah diampuni dosanya.

Hal itulah yang membuat batinku tertekan. Sedangkan, ajaran Islam yang kudapat melalui buku-buku telah membuktikan kebenarannya, baik ditinjau secara ilmiah maupun imani. Sejak itulah aku semakin tenggelam mendalami Islam.


    Sebagai aparat desa, aku ingin memberikan contoh  yang baik kepada masyarakat, terutama dalam masalah keyakinan. Aku tidak inginn dicap masuk Islam lantaran ikut-ikutan atau sekedar ingin cari  selamat, atau lantaran tidak mau membayar iuran kewajiban kepada gereja. Sama sekali tidak ada niat seperti itu. Oleh karenanya, aku benar-benar ingin mengenal Islam secara hati-hati, penuh pertimbangan, dan objektif.


    Singkat cerita, pada tanggal 1 September 1996, bertempat di Masjid Raya  Bukittinggi, Sumatera Barat, aku mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat dibimbing langsung oleh Buya Datuk Tan Kabasaran, disaksikan kaum muslimin/muslimat dan jamaah  shalat dzuhur Masjid tersebut. Aku mendapat nama baru yaitu  Muhammad. Sedangkan istriku dan 4 anakku disyahadatkan di masjid Al-Amin Muara Simalegi, Mentawai

Alhamdulillah, setelah masuk Islam perasaanku menjadi lebih tenang dan tenteram. Hati dan pikiranku menjadi terbuka. Tujuan hidupku menjadi lebih jelas mencari Ridha Allah SWT.




[Penulis : Muhammad J/Albaz]

Posting Komentar untuk "KISAH MUALAF MASUK ISLAM SETELAH MENDALAMI KITAB INJIL BIBEL"