Kisah Masyitah Tukang Sisir Putri Fir'aun Yang Masuk Surga Sebab Beriman
Kisah Makam seorang wanita yang sangat Harum semerbak,
dimasa dahulu Nabi Muhammad SAW pernah menjumpai peristiwa aneh disaat
perjalanan isra’. Dalam perjalanan itu, tiba-tiba tercium aroma wewangian yang
sangat harum. Karena penasaran Nabi Muhammad lantas bertanya kepada malaikat
Jibril “Wahai Jibril, Aroma wangi apa ini..?” Malaikat Jibril menjawab”ini
adalah aroma wangi seorang wanita tukang sisir rambut putri fir’aun dan (aroma
wangi) anak-anaknya”.
Ternyata bau wangi itu bersumber dari kuburan keluarga
pelayan fir’aun. Dahulu memang fir’aun memiliki seorang pelayan wanita bernama
Masyitah, diantara tugas yang dilakukan masyitoh adalah menyisir rambut putri
fir’aun. Masyitah adalah seorang wanita yang beriman kepada Allah SWT tetapi
menutupi keimanan itu dari raja fir’aun yang dzalim.
Seluruh keluarga Masyitah termasuk anak-anaknya juga beriman
kepada Allah SWT. Namun diakhir hidupnya, Masyitah dan keluarganya mendapatkan
sebuah ujian besar yang sangat menyedihkan, dimana dia dan keluarganya harus
direbus hidup-hidup oleh fir’aun hingga akhirnya meninggal dunia. Aroma wangi
dari makam keluarga masyitah lantas membuat Rasulullah ingin tahu kisahnya dari malaikat Jibril.
Berikut Artikel kisah selengkapnya:
MASYITAH TUKANG SISIR
PUTRI FIR’AUN
Malaikat Jibril lantas mengisahkan kisah Masyitoh kepada
Rasulullah SAW. Dahulu disuatu hari, Masyitoh tengah mengurus keperluan putri
fir’aun seperti menyisir rambut sang putri. Namun tiba-tiba sisir rambut
terjatuh dari tangan masyitah, spontanitas masyitah mengucapkan “bismillah”
yang artinya “dengan menyebut nama Allah”.
Sang Putri fir’aun lantas bertanya “Ayahku? Maksudnya,
barusan yang kamu sebut Namanya itu apakah ayahku?”. Masyitah menjawab “Bukan,
dia adalah Tuhanku , Tuhanku dan Tuhan Ayahmu adalah Allah”. Jawaban keimanan
masyitah ini terucap secara terang-terangan dan tidak ia tutup-tutupi lagi.
Mendengar Masyitah yang tidak lagi mengakui fir’aun sebagai
tuhan, kemudian putri fir’aun berkata “ Akan aku beritahukan hal itu kepada
Ayahku” masyitah berkata “Ya, silahkan saja”. Masyitah benar-benar sudah Lelah
terus-terusan menyembunyikan keimananya, iya merasa kesulitan jika harus
melakukan sholat, puasa, dan ibadah secara sembunyi-sembunyi.
Ia sadar bahwa resiko menyatakan keimanan secara terang-terangan
dapat membahayakan dirinya, Namun ia tak mempermasalahkan hal itu. Masyitah
lantas mempersilahkan Putri fir’aun untuk mengadukan keimananya itu kepada
ayahnya fir’aun.
Setelah putri fir’aun mengadukan keimanan tukang sisirnya
kepada sang ayah, kemudian fir’aun memanggil masyitah untuk dimintai
klarifikasi. Dihadapkanlah masyitah lalu ditanya fir’aun “Wahai Masyitah,
apakah kamu punya tuhan selain aku..?” Dengan tegas dan mantap masyitah
menjawab “Iya benar, Tuhanku dan tuhanmu adalah Allah”.
Mendengar pengakuan masyitah yang ternyata tidak mengakui
fir’aun sebagai tuhan, hal ini lantas membuat fir’aun murka naik pitam.
Pengakuain seperti ini jelas dirasa fir’aun merendahkan dirinya, karena
menurutnya tidak ada tuhan didunia ini yang wajib disembah kecuali dirinya.
Kemurkaan fir’aun menjadi ujian dan ancaman berat bagi
Masyitah dan keluarganya. Fir’aun lantas memerintahkan para pengawalnya untuk
menyiapkan tungku api yang besar. Tungku lalu dinyalakan, diletakkan juga
diatasnya sebuah kuali besar berisi air. Kemudian dipanaskanlah air dalam kuali
itu hingga panas mendidih.
Dengan alat ini nantinya fir’aun akan memerintahkan Masyitah
dan keluarganya untuk menceburkan diri mereka satu persatu kedalam kuali
mendidih itu. kezaliman seperti ini adalah hal biasa yang dilakukan fir’aun
kepada orang-orang yang tidak mengakuinya sebagai tuhan semesta Alam. Padahal
sebenarnya jelas fir’aun adalah seorang manusia biasa yang hanya dititipi Allah
kekuasaan dan jabatan dunia saja.
Fir’aun lantas berkata kepada Masyitah “ Baiklah Masyitah,
kalau kau masih tetap kukuh pada pendirianmu, maka kau dan keluargamu akan ku
masukkan kedalam kuali itu” dengan ketabahan hati Masyitah berkata “Baik, tapi
aku punya permintaan terakhir kepadamu” Fir’aun bertanya “Apa permintaan terakhirmu..?”
Masyitah menjawab “Aku ingin agar kau kumpulkan
tulang-tulangku dan tulang tulang anakku dalam satu kain kafan. Lalu kau
kuburkan kami “ Fir’aun berkata “ Baik, itu menjadi hakmu dan kewajiban bagi
kami”. Keimanan masyitah sangat kuat dalam mengambil keputusan ini. Ia lebih
takut Azab Allah daripada kezaliman fir’aun ini.
Kemudian Fir’aun memerintahkan satu persatu anak-anak
masyitah untuk menceburkan diri kedalam kuali mendidih itu. Keimanan Masyitah
dan keluarganya sangatt kuat, dan mereka lebih memilih mempertahankan
keimananya kepada Allah dari pada harus murtad. Satu persatu anak Masyitah lalu
masuk kedalam tungku kuali yang mendidih hingga akhirnya wafat dalam kondisi
syahid. Hingga kemudian tiba giliran Anak Masyitah yang masih bayi dan masih
disusui.
Masyitah merasa sangat kasihan melihat anaknya yang masih
balita hendak direbus hidup-hidup. mana ada seorang ibu yang tega melihat
anak-anaknya mati secara mengenaskan. Masyitah rasanya ingin mundur demi
anaknya, tetapi Allah lantas meneguhkan pendirian masyitah lewat anaknya.
Atas seizin Allah anak Masyitah yang masih bayi dapat
berbicara dan berkata “ Wahai ibu! Ceburkanlah dirimu, sebab siksa dunia lebih
ringan daripada siksa akhirat” si bayi seakan-akan berpesan kepada ibunya untuk
tetap bersabar menghadapi ujian berat ini, karena siksa akhirat lebih berat
dari pada siksa dunia.
Kemudian iman Masyitah bertambah kuat dan mantap. Ia dan
bayi kecilnya akhirnya memilih menceburkan diri kedalam kuali mendidih daripada
harus murtad mengakui fir’aun sebagai tuhan. Inilah akhir kehidupan yang mulia
bagi Masyitah dan keluarganya. Mereka kesemuanya wafat dalam kondisi syahid
mempertahankan keyakinanya kepada Allah SWT.
Tak apalah mereka harus kehilangan nyawa, toh mereka dan
fir’aun juga akan sama-sama mati. Hanya yang membedakan mereka yang beriman
tentu akan mendapatkan kemulian dan kenikmatan surga disisi Allah SWT,
sedangkan fir’aun yang kafir akan mendapatkan azab pedih di neraka.
Fir’aun lantas melaksanakan permintaan terakhir masyitah dan
keluarganya. Tulang belulang masyitah dan anak-anaknya lantas dimasukkan
kedalam satu kain kafan lalu kemudian dikuburkan. Allah SWT lantas memberikan
tanda keistimewaan dan kemuliaan terhadapMasyitah dan keluarganya.
Kuburan mereka lalu memancarkan aroma wangi dan harum
sekali. Aroma wangi semerbak ini bahkan tercium Nabi Muhammad SAW saat
melakukan perjalanan Isra’ Bersama malaikat Jibril As. Subhanallah, itulah
balasan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Semoga kisah ini
bermanfaat, Wallahu A’lamu bishowab.
Baca Juga: Kisah Sahabat Pelindungan Rasulullah Thalhah Bin Ubaidillah
Posting Komentar untuk "Kisah Masyitah Tukang Sisir Putri Fir'aun Yang Masuk Surga Sebab Beriman"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!