Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan Part 1
Dahulu kala Nab Ibrahim As lahir dari sebuah keluarga,
ayahnya bernama Tarikh adapula yang menyebutnya azar, sedangkan sang ibu
bernama Amilah namun ada pula yang menyebut Buna binti Karbita. Jika diurutkan
Nasab Nabi Ibrahim bersambung sampai Nabi Nuh As, Yaitu Nabi Ibrahim bin Tarikh
bin nabhur bin Sarugh bin Raghu bin Faligh bin Abir bin Shalih bin Arfakhsyadz
bin sam bin Nabi Nuh As. Nabi Ibrahim As lahir di negeri babilonia yaitu negeri
yang sekarang masuk wilayah irak dan suriah.
Dahulu Azar (Ayah nabi Ibrahim) memiliki 3 orang anak yaitu
Nabi Ibrahim, Nahur dan Haran. Haran memiliki anak bernama Nabi Luth As. Suatu
ketika Sang Ayah Azar, Nabi Ibrahim, Sarah
istri Nabi Ibrahim, dan Nabi Luth Keponakan Nabi Ibrahim pernah
bermigrasi ke negeri Kan’an yaitu wilayah Baitul maqdis.
Di masa itu banyak orang yang kafir, mereka menyembah 7
bintang dengan menghadap ke arah kutub selatan,
ritual ibadahnya juga aneh dan beraneka macam. Di pintu gerbang damaskus
sendiri terdapat patung bintang.
Nabi Ibrahim tidak percaya jikalau berhala dan
bintang-bintang itu adalah tuhan. Pernah suatu ketika beliau mencari tuhan yang
sebenarnya, diwaktu malam saat beliau menatap bintang beliau berkata “inilah
tuhanku” namun disaat bintang itu terbenam, beliau berkata lagi “Oh aku tidak
suka kepada yang terbenam”
kemudian disaat beliau melihat bulan beliau berkata “inilah
tuhanku” namun disaat bulan tenggelam, beliau juga tak mempercayai jikalau
bulan adalah tuhan. Dan pagi disaaat matahari terbit beliau berkata lagi
“inilah Tuhanku, ini lebih besar” namun disaat matahari surup terbenam, beliau
kembali tak percaya kalau itu tuhan”
Nabi Ibrahim berkata apabila tuhan yang sebenarnya tidak
memberikan hidayah kepadanya, tentu Nabi Ibrahim akan menjadi orang yang
tersesat. Namun Allah SWT lantas memberikan petunjuk kepada Nabi Ibrahim,
ditanamkanlah keimanan dalam hatinya. Nabi Ibrahim lantas meyakini bahwa tuhan
yang sebenarnya adalah Allah SWT.
Dialah yang wajib disembah, bukan berhala maupun bintang.
Untuk memantapkan keimanan dalam hati Nabi Ibrahim, beliau lantas berdoa kepada
Allah SWT “ Ya tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan
orang mati” Allah SWT lantas berfirman “Belum percayakah kamu (ibrahim)” Nabi
Ibrahim lantas menjawab “Aku percaya , tetapi supaya hatiku tenang
(mantap)”.
Allah SWT lantas memerintahkan nabi Ibrahim untuk mengambil empat ekor burung, lalu
memerintahkan untuk mencincangnya, kemudian meletakkan bagian cincangan burung
itu di atas bukit, masing-masing bukit 1 bagian, kemudian disuruhlah nabi
Ibrahim memanggil burung-burung itu. Nabi ibrahmi As lantas menjalankan
perintah Allah itu, beliau lantas mencari 4 ekor burung, kemudian dicincanglah
burung-burung itu dan diletakkan di atas bukit.
Lalu nabi Ibrahim memanggil kawanan burung itu, maka atas seizin Allah, bagian burung lantas menyatu hidup kembali lalu terbang menuju arah Nabi Ibrahim As. Peristiwa luar biasa ini lantas membuat iman Nabi Ibrahim semakin mantap dan yakin.
Begitu mudahnya bagi Allah untuk menghidupkan dan mematikan para makhluknya. Semakin percayalah Nabi Ibrahim jikalau tuhan yang sebenarnya adalah Allah SWT, tiada tuhan di alam semesta ini yang wajib disembah kecuali Allah SWT yang maha esa.
Dimasa itu seluruh penduduk bumi berada dalam kesesatan dan
kekafiran kecuali Nabi Ibrahim, istrinya dan Nabi Luth As. Bahkan ayah nabi
Ibrahim adalah produsen/ pembuat patung dan penyembah patung. Orang-orang kafir
dimasa itu juga merayakan hari-hari besar dan melakukan kurban persembahan
untuk bintang-bintang yang mereka sembah.
Atas kesesatan itulah Allah SWT mengutus Nabi Ibrahim untuk
berdakwah dan memberikan peringatan kepada orang-orang yang kafir dan ingkar.
Melalui sosok Nabi Ibrahim ini, Allah melenyapkan keburukan-keburukan di bumi.
Orang pertama yang menjadi sasaran dakwah Adalah Azar yaitu
ayahnya sendiri si penyembah berhala, hal ini karena seorang ayah adalah orang
yang paling berhak memperoleh nasihat tulus. Nabi Ibrahim lantas berkata kepada
sang ayah “Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tak bisa mendengar,
tak melihat dan tak bisa menolongmu sedikit pun?
Wahai Ayahku! Sungguh , sudah sampai kepadaku sebagian ilmu
yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan
kepadamu jalan yang lurus. Wahai Ayahku! Janganlah engkau menyembah setan,
sungguh, setan itu durhaka kepada tuhan yang maha pengasih. Wahai Ayahku! Aku
sungguh khawatir engkau akan dtitmpa
azab dari tuhan yang maha pengasih, sehingga engkau menjadi teman bagi setan”.
Meskipun sudah diajak beriman baik-baik, tetapi sang ayah
malah membantah dan mengancam “ Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku wahai
Ibrahim..? jika kamu tidak berhenti, pasti kamu akan kurajam, maka
tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama” Nabi Ibrahim lalu berkata “Semoga
keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada
tuhanku.
Sesungguhnya, dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan
menjauhkan diri darimu dan dari apa engkau sembah selain Allah, dan aku akan
berdoa kepada tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada
tuhanku”. Ayah Nabi Ibrahim lebih memilih berpaling dari nasihat dan petunjuk
yang telah disampaikan anaknya sendiri.
Selain kepada Ayahnya, Nabi Ibrahim As, Juga berdakwah
kepada Kaumnya yang kafir. Nabi Ibrahim menjelaskan kepada mereka bahwa bintang-bintang
sama sekali tidak pantas disembah dan dijadikan tuhan. Bintang, bulan, matahari
hanyalah makhluk Allah yang diatur,
diciptakan dan dikendalikan.
Makhluk-makhluk itu terkadang bisa muncul, terbenam bahkan
binasa dari alam ini. Sementara Allah SWT tidaklah demikian, Dia-lah yang
pantas dan wajib disembah makhluknya. Tak ada perkara satupun yang luput dari
penglihatan Allah. Allah kekal, tidak akan hilang, dan tiada tuhan selain-Dia.
Secara Akal, memang benar apa yang disampaikan nabi Ibrahim,
jikalau benda langit adalah makhluk ciptaan Allah. Selain itu berhala-berhala
yang dibuat dan dijadikan sesembahan jelas tidak bisa memberikan manfaat kepada
para penyembahnya.
Hal ini jelas perbuatan yang sia-sia dan menyesatkan. Namun
kaum Nabi Ibrahim dan penduduk babilonia masih tetap memilih menyembah sesuatu yang menjadi sesembahan
nenek moyangnya. Tidak jarang pula terjadi adu perdebatan antara Nabi Ibrahim
As dan juga kaumnya.
Mirisnya lagi Penduduk negeri babilonia dipimpin oleh raja
Zalim dan kafir yang bernama Raja Namrud. Ia adalah seorang raja yang juga
mengaku-ngaku sebagai Tuhan. Raja itu memiliki kekuasaan dan harta yang
melimpah, namun hal itu tidak menjadikannya bersyukur, bahkan justru malah
menjadikannya congkak dan sombong.
Ia juga mengingkari keberadaan Allah dan menolak beriman
kepada-Nya. Meskipun Namrud adalah penguasa besar, tetapi Nabi Ibrahim As mampu
adu debat dan kecerdasan dengan Raja itu tentang Tuhan yang sebenarnya. Bahkan
Argumen konyol raja Namrud mampu dipatahkan Nabi Ibrahim dengan mudah. Untuk
kisah selanjutnya, next di artikel selanjutnya ya, Wallahu A’lamu bishowab.
Sumber : Kishasul Ambiya’ Imam Ibnu Katsir
Baca Juga: Kisah Nabi Ibrahim As Saat Dibakar Oleh Kaumnya Part 2
Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan Part 1"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!