Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Sedih Asal Usul Sumur Zam Zam dan Pernikahan Nabi Isma'il As Part 7

 

Kisah  Asal Usul Sumur Zam-zam serta ujian berat Siti Hajar dan Putranya ismail. Dahulu, Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan anaknya Ismail di gurun gersang , tempat itu panas dan tak berpenghuni satu orang pun. Siti Hajar dan anaknya ditempatkan bedekatan dengan pohon besar, tidak ada air disana, Nabi Ibrahim hanya meninggali mereka  ransel berisi kurma dan geriba air. Nabi Ibrahim meninggalkan keluarganya itu bukan bermaksud membuang mereka, tetapi itu adalah perintah Allah SWT dan semata-mata karena Allah SWT.

Nabi Ibrahim lantas pergi meninggalkan siti hajar dan anaknya ismail. Saat nabi Ibrahim sampai di bukit Tsaniyah, istri dan anaknya sudah tidak  melihat beliau lagi. Nabi Ibrahim lantas berdoa “ Ya Tuhan kami, sungguh aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanaman-tanaman didekat rumah engkau (Baitullah) yang dirahmati.

Ya Rabb kami, kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”.

Kala itu siti hajar masih menyusui anaknya ismail. Beliau meminum air pemberian nabi Ibrahim.  Namun disaat perbekalan air habis, beliau dan ismail benar-benar meresa kehausan. Nabi ismail kecil hanya bisa menangis saat haus ditengah gurun pasir yang tandus dan panas. Siti hajar selaku ibu tentu tidak tega melihat anaknya kehausan.

Kebingunan menyelimuti siti hajar. Kondisi mereka ditengah gurun tanpa berpenghuni, mau mencari pertolongan tidak ada satu orangpun yang bisa dimintai tolong. Kondisi ini benar-benar ujian besar bagi siti hajar dan anaknya ismail.

Siti hajar lalu berusaha mencari pertolongan. Terlihat sebuah bukit terdekat yang kini bernama bukit shofa. Beliau lantas menaiki puncak bukit untuk melihat apakah ada seseorang, namun taka da seorangpun. Beliau lantas turun lagi kelembah. Beliau melipat pakaianya sampai sebatas lengan. Lalu berlarian kecil seperti orang yang keletihan.

Setelah melalui lembah, beliau lantas menuju dan menaiki puncak gunung marwa.  Namun lagi-lagi beliau tidak melihat satu orang pun. Beliau melakukan hal itu sebanyak tujuh kali. Nah peristiwa inilah yang kemudian menjadi bagian ritual ibadha haji dan umroh yaitu Sa’i diantara bukit showa dan marwa.

Saat berada di bukit marwa, siti hajar mendengar ada suara sesuatu. Dalam hatinya ia berkata “diamlah”. Beberapa waktu kemudian beliau juga mendengar suara yang sama. Siti hajar lalu berkata “Kami mendengar suaramu, jika kamu bisa menolong, tolonglah kami” .  Tiba-tiba ada seorang malaikat bertempat di mana mata air zam-zam berada.

Malaikat lantas menghentakkan tumit  atau sayapnya sampai semburan air memancar dari tanah. Siti hajar lantas mengumpulkan air itu menggunakan tanganya dan memasukkan air kedalam geriba. Air itu benar-benar memancar dengan derasnya.

Mata air itulah yang kita kenal sekarang dengan nama mata air zam-zam. Air didalamnya memancar dengan deras setelah diciduk siti hajar. Siti hajar kemudian meminum air zam-zam dan menyusui anaknya ismail kecil.

Malaikat lalu berkata kepada siti hajar “Janganlah takut terlantar karena disini akan berdiri rumah Allah yang akan dibangun bocah ini (ismail) dan Ayahnya (Ibrahim) , Allah tidak akan menelantarkan keluarganya”. Dahulu awalnya, posisi ka’bah berada didataran tinggi seperti bukit, kemudian gegara banjir bandang besar yang dulu pernah terjadi, akhirnya mengikis bagian kanan kirinya.

Dengan barokah adanya air zam-zam itu, siti hajar dan putranya bisa bertahan hidup ditengah gurun tandus. Suatu hari ada sekawanan orang-orang suku arab jurhum yang melintasi jalan kada’. Mereka lantas melihat ada burung terbang berputar-putar dilangit. Mereka lantas berkata “Sungguh, burung itu berputar mengelilingi air, tapi setahu kita dilembah ini tidak ada air”.

 Kemudian mereka mengutus perwakilan untuk survei . Akhirnya utusan menemukan adanya sumber air. Mereka lalu kembali untuk menyampaikan kabar ini. Mereka semua lantas berjalan menuju sumber air itu.

Setelah sampai disumber air, mereka mendapati seorang wanita yang tak lain adalah siti hajar. Mereka lantas berkata “ Apakah engkau mengizinkan kami untuk singgah ditempatmu..?” Siti hajar menjawab “Ya, tapi kalian tidak memiliki hak atas air ini” “Baik” kata mereka. Siti Hajar nampak senang karena beliau akhirnya ada temanya.

Dari sinilah orang-orang mulai banyak yang menetap dan tinggal disana. Mereka semua hidup hingga beranak pinak. Tahun demi tahun akhirnya populasi Kawasan itu meningkat hingga menjadi ramai. Kawasan itulah yang kita kenal dengan nama Makkatul mukaromah, sebuah Kawasan yang dulu gersang, panas, tandus, kini telah berubah menjadi kota suci yang ramai dan barokah.

Nabi ismail kecil mulai tumbuh remaja, beliau lantas belajar Bahasa arab dari orang-orang disana. Kekaguman penduduk Makkah kala itu tertuju kepada nabi ismail. Setelah beranjak dewasa mereka lantas menikahkan Nabi ismail dengan seorang wanita dikalangan mereka.

Ibu Nabi ismail wafat di kota suci makkah. Doa nabi Ibrahim benar-benar Allah kabulkan, istri dan anaknya akhirnya bisa hidup tercukupi kebutuhanya. Daerah yang dulu gersang telah Allah rubah dengan keberkahan. Sumur zam-zam tidak pernah surut airnya bahkan sampai sekarang.

Setelah Nabi Ismail menikah, Ayahnya yaitu nabi Ibrahim lantas datang menjenguk ke Makkah. Setelah tiba , Nabi Ibrahim melihat barang-barang peninggalanya tapi tak melihat ismail. Beliau lantas bertanya kepada istri nabi isma’il. Istri Nabi ismail lantas mengeluh dan mengatakan bahwa suaminya tengah pergi mencari nafkah, dan kondisi keluarganya tengah ditimpa kesulitan serta kesulitan.

Nabi Ibrahim lantas titip salam, dan titip pesan untuk putranya agar mengubah ambang pintu rumah. Setelah Nabi ismail pulang, beliau menjelaskan bahwa tamu itu adalah sang ayah yang berpesan untuk menceraikan istrinya yang suka mengeluh dan menghina.

Setelah istrinya diceraikan, Nabi ismail menikah lagi dengan wanita lain. Suatu hari nabi Ibrahim datang lagi untuk menemui putranya ismail. Namun lagi-lagi putranya tidak ada, yang adalah istri barunya. Beliau lantas bertanya kepada istri nabi ismail  perihal dimana Nabi ismail dan kondisi rumah tangganya.

Istri baru Nabi ismail lantas menjelaskan kalau suaminya tengah mencari nafkah, kabarnya baik dan kehidupan keluarga lapang. Istri nabi ismail juga mengatakan jikalau ia dan suami makannya daging dan minum air. Nabi Ibrahim lalu mendoakan mereka, dan menitipkan pesan untuk putranya agar memperkuat ambang pintu.

Setelah Nabi ismail pulang, ia menanyakan perihal tamu yang datang. Istri barunya menjelaskan seorang tamu berpenampilan bagus. Nabi Ibrahim kemudian memberi tahu jikalau tamu itu adalah ayahnya. Sang ayah berpesan kepadanya untuk memperkuat ambang pintu rumah.

Maksudnya adalah bahwa sang ayah menyuruhnya untuk mempertahankan sang istri karena begitu sholihah dan tak suka mengeluh. Kondisi  waktu itu memang Makkah sangat Makmur, orang-orang memakan daging dan meminum air. Semua serba tercukupi. Semoga kisah ini bermanfaat, untuk episode selanjutnya next di artikel selanjutnya ya. Wallahu A’lamu bishowab.

Sumber: Kishosul Ambiya' Imam Ibnu Katsir

Baca Juga: Kisah Nabi Ibrahim dan Isma'il Membangun Ka'bah Part 8

Hidayah Ilahi Official
Hidayah Ilahi Official kami adalah bloger religi islam

Posting Komentar untuk "Kisah Sedih Asal Usul Sumur Zam Zam dan Pernikahan Nabi Isma'il As Part 7"