Kisah Sedih Saat Nabi Ibrahim Menyembelih Anaknya Isma'il Part 10
Kisah sedih saat Nabi Ibrahim menyembelih Anaknya yaitu
isma’il As. Dahulu, ketika Isma’il As sudah beranjak dewasa, Nabi Ibrahim
pernah bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpi itu Nabi Ibrahim diperintahkan
Allah untuk menyembelih putranya isma’il. Hal ini benar-benar menjadi ujian
berat dalam hidup nabi Ibrahim As.
Isma’il adalah anak yang amat beliau sayangi, Tidak ada
orang tua yang tega melihat anaknya sengsara, apalagi berani menyembelihnya.
Begitu pula Nabi Ibrahim, namun karena hal itu sudah menjadi perintah Allah,
beliau akan mentaatinya, karena anak adalah titipan dan tentunya akan kembali
kepada sang pemilik yaitu Allah SWT.
Sebelumnya saat isma’il masih kecil, beliau diuji Allah
dengan diperintah untuk menempatkan anak dan istrinya ditengah gurun pasir yang
panas, tandus dan tak berpenghuni. Namun Nabi Ibrahim As dengan ikhlas
menjalankan perintah itu, dan atas kuasa Allah anak dan istrinya bisa hidup
Makmur ditanah yang diberkahi Allah itu .
Dan kini beliau menerima ujian pahit kembali dari Allah SWT
untuk menyembelih anak yang waktu itu semata wayangnya. Nabi Ibrahim lalu
berserah diri dan melaksanakan perintah itu dan segera menunaikan kewajiban
itu. begitu luar biasanya ketaatan nabi Ibrahim As
Nabi Ibrahim As, kemudian memberitahukan perintah Allah itu
kepada putranya isma’il. Beliau berkata
“Wahai putraku! Sungguh, diriku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah bagaimana pendapatmu?”
isma’il yang begitu sabarnya lalu menjawab pertanyaan sang
ayah dengan kata-kata luar biasa “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintah
(Allah) kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar” jawaban luasa biasa isma’il ini benar-benar
menjadi bukti ketaatanya kepada Allah
SWT dan juga ayahnya.
Ketika isma’il telah rela disembelih, kemudian keduanya
menjalankan perintah Allah itu. Nabi Ibrahim lantas mengambil parang dan
membaringkan isma’il. Posisi isma’il dibaringakn dengan tengkurap nantinya,
ismail akan disembelih dari bagian tengkuknya agar isma’il tak melihat ayahnya
saat disembelih.
Namun pendapat lain mengatakan bahwa isma’il dibaringkan
layaknya posisi hewan sesembelihan saat disembelih, dimana salah satu
pelipisnya menyentuh tanah. Nabi Ibrahim lalu mengucapkan bismillah dan takbir,
sementara isma’il mengucapkan syahadat untuk menghadapi kematianya.
Nabi Ibrahim kemudian mendekatkan parangnya keleher isma’il.
Lalu beliau memotong leher isma’il dengan parangnya. Kuasa Allah, Meskipun
usaha penyembelihan itu telah dilakukan, tetapi parang itu sama sekali tidak
melukai leher isma’il.
Hal ini benar-benar menakjubkan, bagaimana mungkin tubuh
seseorang tidak mempan di sembelih parang tajam. Pendapat lain mengatakan jikalau antara leher
isma’il dan parang terdapat lempengan perunggu. Nah itulah yang akhirnya
melindungi isma’il dari usaha penyembelihan ayahnya.
Allah SWT lalu memaggil Nabi Ibrahim As. “Wahai Ibrahim!
Sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu. sungguh, demikianlah kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya, ini benar-benar
suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang
besar.
Dan kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) dikalangan
orang-orang yang datang kemudian, selamat sejahtera bagi Ibrahim”. Allah SWT
lantas menggantikan isma’il yang hendak
disembelih dengan hewan sembelihan.
Menurut pendapat jumhur ulama hewan sembelihan yang dimaskud
adalah seekor domba putih yang memiliki
mata lebar, bertanduk, dan mempunyai suara embikan keras. Kambing itu awalnya
berada di gunung Tsabir lalu turun dari gunung Tsabir menghampiri Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim lantas menyembelih kambing itu. itulah kambing
kurban yang dipersembahkan Nabi Ibrahim sebagai pengganti putranya. Begitu
besar kerelaan Nabi Ibrahim yang hendak mengorbankan putranya.
Peristiwa luar biasa inilah yang kemudian menjadi asal usul
ibadah kurban yang selalu kita laksanakan saat idul ‘Adha. Berkurban merupakan ibadah
yang sangat dianjurkan bagi siapapun yang mempunyai harta satu nishab.
Berkurban dapat dilakukan saat waktu dhuha hari raya idul adha sampai
selesainya hari tasyrik (tanggal 10,11,12,13 dzulhijjah).
Berkurban adalah ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Menurut imam malik dan imam
syafi’I berkurban hukumnya sunah muakkad. Adapun menurut imam Hanafi hukumnya
wajib bagi orang yang mampu dan tidak sedang safar atau bepergian.
Ada beberapa keutamaan bagi siapapun yang melaksananan
ibadah qurban diwaktu hari raya idul Adha. Rasulullah SAW pernah bersabda“Tidak
ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha
yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan.
Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya,
bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah
sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.”
(HR. al-Tirmidzi dan Ibn Majah)
KISAH KEHAMILAN
SITI SARAH
Selain kisah diatas, suatu hari Allah SWT memberikan anugerah
besar dalam kehidupan Nabi Ibrahim As dan keluarganya. Allah mengutus 3
malaikat untuk datang menemui Nabi Ibrahim. Malikat itu diantaranya adalah
Malaikat Jibril, mikail, dan israfil, mereka lalu melaksanakan perintah Allah
untuk mendatangi Nabi Ibrahim. Saat mereka telah sampai dikediaman yang dituju,
Nabi Ibrahim lantas mengira bahwa mereka adalah tamu. Nabi Ibrahim lantas memperlakukan
tamu-tamunya dengan baik.
Nabi Ibrahim lantas membuat suguhan istimewa kepada mereka,
yaitu dengan memanggang daging anak sapi gemuk miliknya. Setelah hidangan telah masak, Nabi Ibrahim
lalu menyuguhkan hidangan itu kepada para tamu-tamunya. Namun ternyata
tamu-tamunya malah tidak selera makan,
ya hal itu jelas karena malaikat tak punya nafsu makan. Hal ini lantas
membuat Nabi Ibrahim takut dan curiga kepada tamu-tamunya.
Tamu-tamu itu lantas menjelaskan bahwa mereka adalah
malaikat yang diutus Allah. Mereka lalu menyampaikan kabar gembira kepada nabi
Ibrahim bahwa istrinya sarah yang dulu mandul sebentar lagi akan hamil dan
memiliki anak bernama ishaq lalu disusul ya’qub. Kabar bahagia ini lantas
membuat sarah keheran-heranan, Pasalnya
beliau dan suaminya Nabi Ibrahim sudah sama-sama tua, mana mungkin bisa
mempunyai anak.
Namun itulah keajaiban Allah. Para malaikat lantas mengatakan bahwa itu sudah menjadi
ketetapan Allah dan tak perlu heran.
Nabi Ibrahim dan siti sarah kemudian merasa sangat Bahagia atas berita
itu. Subhanallah, untuk kisha selanjutnya next diartikel selanjutnya ya.
Wallahu A’lamu bishowab.
Sumber: Kishasul Ambiya' Imam ibnu Katsir.
Baca Juga: Kisah Sedih Wafatnya Nabi Ibrahim As Part 11
Posting Komentar untuk "Kisah Sedih Saat Nabi Ibrahim Menyembelih Anaknya Isma'il Part 10"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!