Kisah Anak Durhaka Yang Membuat Rasulullah SAW Menangis
Kisah Anak Durhaka yang membuat Rasulullah SAW Menangis.
Setiap anak yang durhaka kepada orang tua akan mendapat balasan Dari Allah SWT,
disegerakan azab di dunia dan mendapat azab di akhirat kelak.
Rasulullah SAW bersabda: “Amal kebajikan yang disegerakan
balasannya di dunia adalah berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung tali
silaturrahmi. Sedangkan kejahatan yang disegerakan siksaannya adalah berzina,
durhaka kepada kedua orang tua, dan memutus silaturahim,” (HR Imam Turmudzi dan
Ibnu Majah).
Doa orang tua yang didurhakai anak sangatlah mustajab, maka
tidak heran nasib buruk banyak menimpa anak durhaka. Ketika orang tua merasa
marah dan sakit hati tentu mengundang murka Allah SWT juga.
Sebab Ridho Allah ada pada ridho orang tua, dan Murka Allah
ada pada Murka orang tua. Azab Dunia akan disegerakan balasannya kepada anak
durhaka, ntah itu berupa musibah, bencana, sakit, kesempitan rezeki, banyaknya
masalah hidup, hati dan pikiran kacau, bahkan kesulitan saat sakaratul maut
datang.
Azab dunia belumlah cukup, kelak diakhirat azab neraka juga
akan dialami oleh setiap anak durhaka. Mereka akan mendapatkan siksaan yang
pedih sebab perilaku buruknya kepada orang tua. Pintu surga akan tertutup bagi
anak durhaka, tempat yang layak untuknya adalah neraka yang penuh dengan
siksaan dan api-api yang membara.
Rasulullah SAW Bersabda “Tidak masuk surga anak yang
durhaka, peminum khamr dan orang yang mendustakan qadar” (HR. Ahmad)
Sebagai seorang anak janganlah pelit untuk memberikan
sesuatu kepada orang tuanya. Dimasa Rasulullah SAW ada sebuah kisah, suatu hari
Rasulullah didatangi oleh seorang pria. Dalam pertemuan itu, si pria mengadukan
kelakuan ayah kandungnya yang berani mencuri harta miliknya.
Mendengar keluahan si Pria, Rasulullah kemudia memerintahkan
si pria untuk datang membawa sang ayah. Pria itu lantas pergi untuk membaya
sang ayah menghadap Rasul.
Ketika si pria pergi, Malaikat Jibril lantas datang bertemu
Rasulullah SAW, Malaikat Jibril As Berkata “ Ya Muhammad, Tuhan-Mu mengucapkan
salam dan berfirman kepadamu, ‘Jika orangtua anak tadi sampai, maka tanyakanlah
apa yang telah ia ucap dalam hatinya yang tak terdengar kedua telinganya’”
Setelah Malaikat Jibril As menyampaikan salam dan firman Allah SWT, ia lantas
pergi meninggalkan Rasulullah SAW.
Tidak berselang lama, kemudian tibalah pria tadi dengan
membawa ayah kandungnya. Mereka berdua lantas menghadap Rasul. Rasulullah
lantas meminta klarifikasi dengan mengajukan pertanyaan kepada sang Ayah:
“Pak, kenapa putramu mengadukan bahwasanya kau telah mencuri
hartanya..?” Sang Ayah lalu menjawab “ Wahai Rasulullah, tanyakan kepada dia,
harta itu kuberikan kepada siapa, harta itu ku berikan kepada salah satu
bibinya atau untukku sendiri..??”
Tiba-tiba sang ayah lalu membaca syair yang diperuntukkan
kepada putranya:
“Saat dirimu terlahir, diriku yang memberimu makan sampai
kau tumbuh dewasa. Diriku selalu menjaga dirimu, kau diberi minum dari jerih
payahku. Jikalau dimalam hari kau sakit, maka semalam suntuk diriku tak tidur
demi menjaga seraya mmemikirkan penyakit apa yang menimpamu, sampai-sampai
badanku terhuyung-huyung hendak jatuh sebab mengantuk, seakan dirikulah yang
sakit bukan kau yang sakit.
Mataku berucucur tangis serta diriku khawatir jikalau kau
hendak mati, padahal tahulah ia, bahwasanya kematian akan datang sesuai
waktunya. Disaat kau telah sampai diusia yang tepat, saat dimana diriku
harapkan dirimu, kamu malah membalas diriku dengan berbuat kekejaman serta
kekerasaan, seakan kamulah pemberi nikmat dan dermawan. Andaikan saja saat kau
tak dapat memenuhi hakku sebagai seorang bapak, kamu memperlakukan diriku
layaknya tetangga yang hidupnya berdampingan”.
Begitu sedihnya curahaan hati seorang ayah kepada anaknya,
orang tua yang mengambil harta anaknya untuk suatu kebutuhan malah dilaporkan
Rasul dan dituduk sebagai pencuri, padahal seorang anak bisa hidup dan sukses
adalah sebab jasa orang tua. Begitu sedihnya sya’ir yang dibaca sang ayah hingga
membuat Rasulullah SAW menangis.
Rasulullah SAW menangis bercucuran airmata mendengar isi
hati sang ayah. Rasulullah lalu berkata kepada sang anak “ Anta Wa Maaluka
liabika” yang artinya (Kau dan hartamu adalah miliki bapakmu”.
Mendengar nasihat Rasulullah, sang anak lantas menundukkan
kepala, ia kini mengerti betapa besarnya jasa dan kasih sayang orang tua yang
telah diberikan kepadanya. Ia lalu mengikhlaskan harta itu.
Kisah diatas mengisyaratkan bahwa seorang ayah boleh
mengambil harta anaknya meskipun tanpa izin. Karena harta anak juga adalah
harta ayah juga. Meskipun begitu, tetapi tidak serta merta sang ayah boleh
mengambil harta anaknya sebanyak-banyaknya, melainkan dengan batas kewajaran.
Seperti kisah diatas fokus pada masalah akhlak, mungkin si
anak terlalu pelit kepada ayahnya hingga ia berani mengambil harta anaknya.
Namun setelah diklarifikasi harta yang diambil tidak untuk ia pakai sendiri
melainkan diberikan kepada saudaranya yang membutuhkan.
Banyak sekarang anak sukses dan hidup bergelimpang harta
namun tidak memperdulikan nasib orang tua. Anak Bahagia, orang tua sengsara,
padahal dibalik kesuksesan anak ada jasa
orang tua. Untuk itulah janganlah pelit untuk memberi dan bersedekah kepada
kedua orang tua.
Apalagi jika orang tua sudah sepuh, maka wajib bagi seorang
anak untuk menafkahi orang tua. Allah SWT pasti akan mengganti rezeki
berlipat-lipat dan mendapatkan surga kelak. Semoga kisah ini bermanfaat,
Wallahu A’lamu bishowab.
Writer: Muchtadil Anwar, A.Md, S.Kom
Baca Juga: Kisah Anak Durhaka Yang Tega Membiarkan Orang Tua Membusuk
Posting Komentar untuk "Kisah Anak Durhaka Yang Membuat Rasulullah SAW Menangis"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!