Kisah Tradisi Anak Durhaka Didunia Yang Tega Membuang Orang Tuanya Sendiri
Kisah Tradisi biadab Anak durhaka yang tega habisi nyawa
orang tuanya sendiri. Salah satu
tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat adalah merajalelanya anak-anak yang
berani durhaka kepada orang tuanya.
Banyak Orang tua tidak lagi menjadi sosok yang dihormati,
melainkan banyak yang dijadikan budak/ pembantu oleh anaknya sendiri. Disaat
orang tua telah berhasil mendidik anaknya hingga sukses, Namun kemudian sang
anak lupa kepada jasa orang tua dan tega menelantarkanya. Sebagaimana
kisah-kisah berikut.
Beberapa desa Diindia selatan ada sebuah tradisi anak
durhaka yang sangat menyedihkan, tradisi itu bernama Thalaikoothal. Tradisi ini
bertujuan untuk membunuh orang-orang yang sudah tua dan lanjut usia.
Biadabnya pembunuhan itu dilakukan oleh anak/ keluarga sendiri.
Alasan mereka melakukan tradisi ini adalah sebab orang tua sudah lansia dan
mereka tak mampu lagi membiayai hidupnya. Dengan membunuh orang tua yang
lansia, tentu biaya hidup keluarga akan berkurang, dan tak kerepotan lagi.
Dilihat dari makna, tradisi Thalaikoothal bermakna mandi.
Proses pelaksanakan tradisi ini dilakukan dengan cara orang lansia dikasih
minyak mandi diwaktu pagi, lalu disuruh minum air kelapa. Efek samping dari
cara ini bisa merubah suhu tubuh, menimbulkan gagal ginjal, demam ekstrim .
korban nantinya akan meninggal dalam durasi waktu 1-2
harian. Meski tradisi ini sudah dilarang
pemerintah, namun masih ada yang menjalankannya secara sembunyi sembunyi didesa
Madurai, virudhunagar dan teni.
Selain cara diatas, ada cara lain untuk membunuh orang
tuanya sendiri, yaitu dengan cara memberikan susu disertai mencubit hidung
orang tua. Effek cara ini akan menyebabkan gangguan pernapasan orang tua.
Begitu buruknya tradisi mereka yang tega menghabisi orang
tuanya sendiri. Banyak alasan yang membuat mereka melakukan tradisi itu,
diantaranya kebanyakan sebab masalah ekonomi, ketidak mampuan mengurus biaya
hidup orang tua yang lansia, dan ada yang rebutan warisan
Tidak hanya di india, dahulu di Serbia juga ada tradisi anak
durhaka yang tak kalah kejamnya. Mereka
tega menghabisi orang tuanya sendiri karena menganggap orang tua yang
sudah lanjut usia hanyalah beban keluarga dan mengganggu perekonomian keluarga.
Tradisi ini bernama Lapot, mereka membunuh orang tua dengan
memakai kampak atau tongkat, para pendduk desa juga bakal menerima undangan
untuk menyksikan tradisi biadab itu. Sungguh perbuatan yang sangat tak pantas
dilakukan oleh seorang anak.
Adalagi di jepang dahulu ada tradisi yang bernama
ubasuteyama yang artinya gunung pembuangan. Tradisi ini dilakukan dengan cara
membuang anggota keluarga/ kerabat yang sudah tua dan sakit-sakitan. Pembuangan
dilakukan disuatu tempat terpencil seperti hutan gunung.
Tradisi ini bertujuan untuk membunuh atau membuat orang tua
meninggal dunia. Sebab orang tua lansia dianggap tidak produktif lagi,
menyusahkan dan menambah beban biaya hidup dalam keluarga.
Cara praktik tradisi ini adalah Orang tua yang sudah lanjut
usia dibawa anaknya menuju kesebuah gunung.
Setelah itu orang tua dibuang dan ditinggalkan begitu saja oleh anaknya
dihutan gunung itu. Nantinya orang tua akan mati dengan sendirinya bisa dengan
beberapa sebab.
Ada yang mati sebab kelaparan, kedinginan, demam, dan
menjadi mangsa hewan buas. Cerita ini menjadi cerita legenda rakyat jepang yang
populer, namun ntah kisah ini benar terjadi dimasa lalu atau tidak.
Namun kisah diatas tidak jarang kita jumpai dizaman modern
seperti sekarang ini. Dijepang sendiri banyak terjadi kasus pembuangan orang
tua, sebagai contoh ditahun 2018 ada seorang perempuan yang ditangkap pihak
kepolisian karena tega membuang ayahnya yang tengah sakit.
Sang ayah dibuang di stasiun tol sebab tak kuasa lagi merawat sang ayah. Kesulitan ekonomi dan kemiskinan menjadi
factor umum kasus pembuangan orang tua dijepang.
Tidak usah jauh-jauh kejepang. Di Indonesia sendiri kasus
pembuangan orang tua juga marak terjadi. Lagi lagi factor karena masalah
ekonomi. Seperti contoh berita kisah seorang anak yang tega mengusir ibu
kandungnya dan saudarnaya sendiri dari rumah karena gara-gara harta warisan.
Tidak hanya tega mengusir, sang anak juga tega menggugat ibu
kandunganya yang sudah sepuh berumur 80 tahun. Dimana hati Nurani seorang anak
kepada ibu kandungnya sendiri.
Adalagi kisah pilu dizaman sekarang, dimana banyak anak yang
tidak sanggup merawat orang tuanya sendiri yang sudah tua, ntah banyak
alasanya, ada yang sebab sibuk dengan pekerjaanya, ada yang kesulitan ekonomi
dan lain sebagainya.
mereka terkadang menelantarkan orang tuanya sendirian
dirumah. Namun ada pula yang memilih jalan pintas dengan membawa orang tuanya
ke penitipan lansia/ panti jompo.
Fakta-fakta akhir zaman memang terasa aneh, Dahulu orang tua
benar-benar ikhlas dan rela merawat anaknya hingga besar, tidak sedikit
perjuangan sejak melahirkan, memandikan, menyusui, menyuapi makanan, dan
menghibur sang anak.
Disaat kita kecil orang tua akan sangat sedih dan panik bila
melihat anaknya sakit walau hanya sedikit saja.
Mereka akan berusaha membuat kita selalu sehat dengan secara teratur
memberi perawatan setiap harinya kepada tubuh muyil kita dulu.
Disaat sudah beranjak besar, orang tua tentu akan memberikan
Pendidikan yang terbaik agar anak-anaknya kelak bisa memiliki ilmu dan
keterampilan untuk bekal dimasa dewasa dan tua. Tentu tidaklah sedikit biaya
hidup yang dikeluarkan orang tua untuk menghidupi anak-anaknya.
Banyaknyya biaya juga dihitung dengan jumlah banyaknya anak
dalam satu keluarga. Betapa beratnya perjuangan seorang ayah dalam menafkafi
anak dan istrinya. Tentu hal yang diharapkan orang tua adalah hidupnya sang
anak.
Tetapi berbanding balik dengan sang anak, yang ada hanyalah
menunggu kematian orang tua. Dahulu orang tua bisa menghidupi dan membiayai
lima, tujuh, bahkan sampai dua belas anak.
Namun banyak anak yang tak sanggup merawat dan menghidupi
orang tuanya dimasa tua. banyak anak yang hanya mengharapkan harta warisan saja
dari orang tua. Padahal begitu besarnya pahala apabila kita dapat berbakti
kepada orang tua.
Rasulullah SAW bersabda: “Orang tua adalah pintu surga yang
paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya” (HR.
Tirmidzi).
Rasulullah SAW sendiri menjelaskan begitu besarnya birrul
walidain/ berbakti kepada kedua orang tua. Orang tua digambarkan sebagai pintu
surga. Tentu orang yang bisa merawat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah
orang-orang yang kelak menjadi penghuni surga.
Namun ada dosa yang sangat besar apabila seorang anak berani
durhaka dan menyia-nyiakan orang tuanya. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa yang paling
besar?" Para sahabat menjawab; “Tentu, wahai Rasulullah!” Beliau bersabda:
"Mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”.
Nah itulah beberapa kisah begitu berdosanya orang-orang yang
durhaka kepada orang tua, dan tentu anak yang berbakti kepada kedua orang tua
tentu memperoleh pahala besar dan surga. Semoga kisah ini bermanfaat, wallahu
A’lamu bishowab.
Baca Juga: Kisah Orang Tua Durhaka Yang Membuat Sahabat Umar Marah
Posting Komentar untuk "Kisah Tradisi Anak Durhaka Didunia Yang Tega Membuang Orang Tuanya Sendiri"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!