Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Tahun Kesedihan Rasulullah Dan Musibah Sebelum Isra' Mi'raj

Kisah Duka Rasulullah menjelang Isra’ Mi’raj yang sangat menyedihkan. Dahulu sebelum terjadinya peristiwa isra’ mi’raj, Rasulullah SAW ditimpa kesedihan dan banyak ujian hidup. Tahun itu dikenal dengan  julukan “ ‘Aam Al-Khuzni “ yang berarti  Tahun kesedihan.

Peristiwa duka yang pertama adalah saat Rasulullah ditinggal  wafat pamannya tercinta yang bernama Abu Thalib. ia seorang paman yang telah berjasa menjaga Rasulullah sejak usia 8 tahun hingga menikah dengan siti Khadijah.

Ketika Rasulullah mendapat penentangan dan perlawanan dari orang-orang kafir quraisy, Sang paman selalu menjadi pelindung beliau. Abu thalib sangat mencitai Rasulullah SAW, ia juga seorang pimpinan suku quraisy yang dihormati dan disegani oleh masyarakat.

Disaat Rasulullah diganggu oleh musuh, Sang paman Abu Thalib akan menjadi pembela-Nya. Jasa dan kasih sayang sang paman inilah yang menyebabkan Rasul sangat sedih sekali saat ditinggal wafat sang paman.

Peristiwa kesedihan kedua Rasulullah adalah suwaktu beliau ditinggal wafat istri tercinta yaitu siti Khadijah. Siti Khadijah adalah seorang istri yang amat Nabi cintai, yang selalu setia mendampingi nabi baik dalam kondisi suka dan duka, serta rela mengorbankan hartanya demi perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan agama islam. Beliau juga seorang wanita bangsawan yang selalu menghibur Rasulullah dikala ditimpa kesedihan.

Siti Khadijah adalah seorang wanita pertama yang beriman kepada Rasulullah disaat yang lainya mendustakan Rasul. Ia adalah wanita cerdas dan selalu mendukung dan mensuport perjuangan Rasulullah SAW.

Posisi kedudukan siti Khadijah dalam diri Rasulullah tidak ada yang tergantikan, bahkan seusai siti Khadijah wafat, Rasulullah memilih untuk tidak langsung menikah dengan durasi waktu yang cukup lama. Wafatnya siti Khadijah benar-benar membuat Rasulullah sangat sedih dan kehilangan.

Setelah wafatnya dua orang yang sangat Rasulullah cintai diatas, Beliau lantas mengalami berbagai kesulitan dan tekanan yang dilancarkan oleh para kaum kafir quraisy. Pernah suatu ketika Rasul dilempari kaum quraisy dengan tanah kotor hingga mengotori kepala beliau.

Sang putri siti Fatimah lantas membersihkan  kotoran itu sembari menangis berlinang air-mata. Betapa sakit dan sedihnya rasul ketika mendengar sang putri menangis.

Karena banyaknya tekanan dan kezaliman dari orang-orang kafir quraisy, Rasuullah lantas berinisiatif untuk melakukan safari dakwah ke kota thaif. Rasul berharap penduduk kota thaif mau beriman dan masuk Agama Allah.

Rasul lalu melakukan perjalanan ke thaif, namun sesampainya disana beliau malah mendapatkan sambutan buruk dari penduduk. Orang-orang thaif ternyata sangat bengis dan menentang keras dakwah Rasul.

Pupuslah harapan Rasulullah, beliau sama sekali tidak dihormati sebagai tamu. Penduduk thaif tidak suka dengan ajaran yan dibawa Rasulullah, akhirnya penduduk thaif lantas mengusir Rasul dengan cara yang kasar.

Bahkan mereka melempari Rasulullah dengan batu agar segera enyah pergi dari tanah thaif. Melihat hal itu, sahabat zaid bin haritsah lantas turun tangan membela Rasulullah, mereka lantas bergegas pergi dari kezaliman penduduk thaif.

Rasulullah dan zaid lalu menjauhi penduduk thaif dan pergi berlindung di bawah pohon anggur Uthbah dan syaibah. Akibat pengusiran keras itu, Rasulullah mengalam luka yang serius, kaki beliau mengeluarkan darah hingga lengket mengenai sandal beliau.

Begitu berat dan kerasnya ujian ditahun itu. Namun meskipun Rasulullah mendapatkan banyak sekali tekanan dan penolakan disana sini oleh kaumnya, tetapi beliau tidak putus asa dan tak mengutuk kaumnya. Rasulullah lantas mendoakan kaumnya agar diberi hidayah.

Keadaan nabi di kebun anggur itu sungguh memperihatinkan, kebun itu ternyata adalah milik dua sosok pemuka kafir quraisy yaitu Utbah bin rabiah dan Syaibah bin rabiah.  Dua pemuka quraisy Makkah itu lantas merasa kasihan melihat kondisi rasul dan zaid.

Mereka lantas memerintahkan budaknya yang bernama Addas untuk memberikan buah anggur kepada Rasulullah dan Zaid. Rasulullah lantas menerimanya  dan memakanya dengan memulai membaca basmallah.

Mendengar hal itu Addas merasa heran dengan kata-kata yang tak pernah terucap penduduk negeri itu. Rasulullah lantas menanyakan asal dan agama Addas, addas lantas menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang Nasrani dari negeri Ninawa.

Rasul lantas menjealskan bahwa negeri itu adalaha negerinya orang sholih yang bernama Yunus bin matta. Addas lantas heran dan menanyakan Sosok yunus bin matta, memang sosok yunus bin matta terkenal dinegeri itu.

Rasul lantas menjelaskan jikalau Yunus bin matta adalah seorang nabi sama seperti beliau. Mendengar penjelasan rasul, addas lantas mendekati rasul dan mencium tangan serta kaki Rasulullah. Rasulullah lalu menjelaskan risalah Agama islam dan saat itu juga Addas menyatakan memeluk agama islam.

Sikap addas kuat memeluk islam meskipun harus menerima celaan dari majikanya. Alhamdulillah, rasa Lelah dan kesedihan Rasulullah bisa terobati dimana sudah kesana kemari mendapat penolakan akhirnya ada seorang yang memeluk agama islam.

Itulah diantara beberapa kisah menyedihkan Rasulullah SAW menjelang peristiwa isra’ mi’raj. Rasulullah mengajarkan teladan bagi kita agar kita selalu kuat, sabar, tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan dan ujian hidup. 

Apabila kita merasa lemah untuk menyelesaikan segala persoalan hidup, hendaknya untuk kembali mengadu dan selalu berdoa kepada Allah SWT untuk meminta pertolongan. Setiap ujian hidup tentu aka nada hikmah dibalik semua itu. semoga kisah ini bermanfaat Wallahu A’lamu bishowab.

Baca Juga: Kisah Rasulullah Dihadang Wanita dan Penyeru Yahudi Nasrani Saat Isra' Mi'raj

 

Hidayah Ilahi Official
Hidayah Ilahi Official kami adalah bloger religi islam

Posting Komentar untuk "Kisah Tahun Kesedihan Rasulullah Dan Musibah Sebelum Isra' Mi'raj"