Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Sejarah dan Asal Usul Ibadah Puasa Ramadhan


Kisah Sejarah dan Asal Usul Puasa Ramadhan. Adapun Sejarah disyariatkan Puasa Ramadhan bermula setelah Hijrahnya Nabi Muhammad ke kota yastrib atau Madinah. Saat sampai di kota yastrib, nabi Muhammad mendapati orang-orang yahudi tengah melaksanakan ibadah puasa.

Nabi lalu bertanya kepada yahudi mengenai puasa apa yang dijalankan mereka. Lalu orang-orang yahudi Madinah menjawab, bahwa mereka tengah mengerjakan puasa hari baik ‘Asyura.

Alasan Yahudi Madinah berpuasa  adalah bahwa pada hari itu dahulu Nabi musa dan bani Israel diselamatkan Allah dari para musuh, hingga firaun ditenggelamkan. Dulu Nabi Musa berpuasa pada hari itu sebagai rasa syukurnya.

Setelah mendengar penjelasan itu, nabi Muhammad dan para sahabat lalu melaksanakan puasa Asyura. Nabi bersabda “Diriku lebih berhak terhadap musa dari pada kalian”.  Keterangan ini sebagaimana dijelaskan dalam Manaul kitab Qothon Tarikhutasyri Al islam At Tasyri wal fiqhi.

Kemudian, Adapun kewajiban puasa Ramadhan turun pada bulan sya’ban ditahun kedua hijriyah. Allah SWT menurunkan perintah kewajiban puasa Ramadhan yaitu surah Al baqotoh ayat 183 hingga 185. Kewajiban puasa Ramadhan tertera jelas dalam surah Albaqarah ayat 183: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.”

Pada surah Albaqoroh Ayat 184 dijelaskan, pada awal berlakunya puasa Ramadhan umat islam masih diberikan kebebasan pilihan. Yaitu bagi yang fisiknya kuat boleh memilih antara berpuasa atau membayar fidyah jika kesulitan puasa, namun tetap puasa lebih utama.

Lalu ketika umat islam sudah merasa terbiasa berpuasa barulah aturan pilihan fidayah dihilangkan bagi orang yang kuat berpuasa secara fisik. Hal ini sebagaimana keterangan dalam surah Al Baqoroh Ayat 185.

Pada mulanya, batas kewajiban umat islam berpuasa adalah sampai maghrib tiba. Setelah berbuka mereka masih boleh untuk makan minum dan melakukan hubungan suami istri. Kebolehan itu berlaku sampai mereka sholat isya dan tidur.

Namun setelah itu mereka tak boleh makan minum dan berhubungan suami istri sampai waktu berbuka puasa lagi.  Namun ketentuan itu dirasa berat bagi umat islam hingga banyak yang melanggaran larangan berpuasa.

Karena keluhan dan keberatan itu, barulah Allah SWT menurunkan surah Al Baqarah ayat 187 yang menjelaskan kelonggaran aturan berpuasa. Yaitu diperbolehkanya umat muslim untuk makan, minum dan berhubungan suami istri selama malam Ramadhan sampai terbitnya fajar.

Turunya surah albaqarah ayat 187 ini tentunya sangat disambut Bahagia dan senang hati oleh seluruh kaum muslim. Dan kebahagiaan nikmat itu masih bisa kita rasakan hingga sekarang ini. Wallahu A’lamu bishowab.

Baca Juga: Sejarah Puasa Para Nabi & Umat Terdahulu Sebelum Adanya Puasa Ramadhan


Hidayah Ilahi Official
Hidayah Ilahi Official kami adalah bloger religi islam

Posting Komentar untuk "Kisah Sejarah dan Asal Usul Ibadah Puasa Ramadhan"