Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Turunya Al Qur'an Di Bulan Suci Ramadhan - Nuzulul Qur'an


Kisah Sejarah Asal Usul diturunkanya Al Qur’an. Sejarah Diturunkanya Alqur’an keseluruhan terjadi dalam masa yang cukup Panjang. Dikisahkan, bahwa awalya Al qur’an diturukan lengkap seluruhnya dari Lauhul Mahfudz menuju Langit dunia atau  “samaud Dunya”. Peristiwa ini  terjadi pada malam lailatul qodar. 

Kemudian barulah Ayat-ayat suci alqur’an diturunkan dari langit dunia ke bumi secara tahap demi tahap selama 20 tahunan . Jadi peristiwa turunya Alqur’an ke bumi inilah yang disebut dengan Peristiwa Nuzulul Qur’an.

Lalu seperti apakah awalnya Alqur’an yang disampaikan Jibril kepada Nabi? Dalam Kitab Alburhan fi ‘ulumil qur’an dijelaskan ada tiga pendapat. Teori yang petama yaitu mulanya lafadz serta makna Alqur’an  diturunkan kepada Malaikat Jibril .

Ukuran huruf Alqur’an yang terdapat di lauhil mahfudz adalah sebesar gunung Qaf. Hanya Allah yang tahu maknanya. Malaikat Jibril kemudian menghafal Al Qur’an yang didapat dari lauhil mahfudz.  Lalu Jibril barulah membawanya dan membacakannya kembali kepada Nabi.

Teori kedua menjelaskan bahwa dahulu Malaikat Jibril membacakan Alqur’an kepada Nabi memakai makna khusus. Lalu barulah nabi mentranslit makna itu kedalam Bahasa Arab. 

Sedang teori ketiga menjelaskan bahwa Malaikat Jibril Cuma menyampaikan makna Alqur’an saja. Kemudian supaya nantinya Alqur’an mudah di faham, barulah Nabi Muhammad mengubahnya menjadi Bahasa Arab.

Dikisahkan bahwa  peristiwa nuzulul qur’an untuk pertama kalinya terjadi pada tanggal 17 bulan Ramadhan.  Kala itu Nabi Muhammad berusia 40 an tahun yaitu kira-kira terjadi pada tahun 608 sampai 609 Masehi.  

Pada saat itu Nabi Muhammad sedang beruzlah/ menyendiri di gua Hira untuk beribadah kepada Allah. Gua ini letaknya lima kilometer dari kota suci Makkah. Kemudian Malaikat Jibril datang ke gua hira untuk bertemu Nabi Muhammad SAW.

Malaikat Jibril datang dengan membawa wahyu Allah yaitu surah Al ‘Alaq ayat 1 sampai lima.  Malaikat Jibril mulanya mendatangi Nabi Muhammad lalu berkata “iqro” / “Bacalah” namun Nabi berkata “Aku tak bisa membaca” 

Malaikat Jibril kemudian meraih dan memeluk nabi dengan cukup erat hingga membuat Nabi Muhammad merasa kelelahan. Jibril lalu berkata lagi “iqro” / “bacalah” namun nabi tetap mengaku tak bisa membaca meski sudah diulang-ulang sebanyak tiga kali.

Setelah Jibril melepaskan tubuh nabi, ia lalu mengucapkan surah Al-‘Alaq ayat 1-5. “

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.

 خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

 ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.

 ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam

عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.


Setelah peristiwa itu, Nabi Muhammad lalu menyegerakan diri untuk pulang kerumah dengan  membawa ayat-ayat tadi. Kondisi tubuh nabi bergetar ketakutan. Sesampainya di rumah, Nabi lalu berkata kepada istrinya yaitu siti Khadijah “Selimutilah diriku, selimutilah diriku” 

Siti Khadijah lalu menyelimuti nabi sampai rasa takut itu menghilang. Nabi lalu menceritakan kepada sang istri tentang peristiwa sebenarnya yang barusan terjadi. Lalu nabi berkata “ku sangat khawatir terhadap diriku”

Sang istri siti Khadijah kemudian berkata kepada Nabi “ Janganlah takut, Demi Allah, Allah selamanya takkan menghinakanmu. Sungguh engkau itu orang yang suka menyambung silaturahmi, memikul kesusahan orang lain, suka memberi orang miskin, suka menjamu tamu, dan suka menolong orang yang menegakkan kebenaran”.  Setelah itu Siti Khadijah Bersama nabi Muhammad Bersama-sama pergi untuk bertemu Paman Siti Khadijah yang bernama Waraqah bin Naufal.

Diketahui Waraqah bin naufal adalah saudara lelakinya ayah siti Khadijah, jadi siti Khadijah memanggilnya paman. Waraqah adalah pemeluk agama Nasrani sejak zaman jahiliyah.  Ia memiliki keahlian bisa menulis Al kitab dan diterjemahkan kedalam Bahasa arab. 

Namun saat itu waraqah sudah berusia tua dan sudah buta matanya.  Siti Khadijah kemudian berkata kepada waraqah “ hai Paman, dengarlah berita dari ponakanmu ini” sang paman berkata “Ponakanku, apa yang terjadi terhadapmu?” kemudian nabi menceritakan peristiwa yang dialaminya.

Setelah mendengar penjelasan Nabi, Waraqah lantas bergembira dan mengimani atas kenabian Nabi Muhammad SAW. namun  Ia juga menjelaskan tentang rintangan kedepan yang akan dialami Nabi Muhammad. 

Ia menjelsakan bahwa seseorang yang diberi wahyu pasti kedepan akan dimusuhi banyak orang. Waraqah juga mendeklarasikan diri sebagai pembela dan penolong nabi jika masih diberikan umur Panjang. Namun sayang, karena sudah tua waraqah sudah dipanggil sang pencipta dahulu.

Waraqah bin naufal dikenal sebagai seorang pendeta Nasrani yang ‘alim, taat dan masih berpegang teguh terhadap ajaran dan Al kitab yang benar. Dimana ia meyakini bahwa kelak akan muncul nabi akhir zaman. 

Waraqah banyak menguasai kitab suci terdahulu diantaranya Kristen dan yahudi. Ia adalah Nasrani yang masih lurus dan menolak penyembahan terhadap berhala. Dan selalu mencari kedatangan agama yang lurus yaitu islam. Inilah salah satu alasan siti Khadijah membawa nabi Muhammad kepada waraqah.

Berita gembira dari waraqah ini akhirnya bisa mengikis rasa takut dan kegelisan nabi  berkaitan tentang peristiwa yang terjadi di gua hira.  Meskipun waraqah belum sempat memeluk islam, namun dia adalah penghuni surga. Alasanya adalah sebab waraqah selalu berdzikir dan bertasbih kepada Allah semasa zaman jahiliyah.

 Bahkan ada sebuah riwayat At-tirmidzi yang menjelaskan bahwa pernah Nabi bermimpi melihat waraqah menjadi ahli surga dengan memakai pakaian putih. Iman waraqah atas nabi Muhammad inilah yang menjadikanya mendapat derajat tinggi disisi Allah. Subhanallah. Wallahu A’lamu bishowab.

Baca Juga: Golongan Orang Yang Jasadnya Tidak Membusuk di Alam Kubur

Hidayah Ilahi Official
Hidayah Ilahi Official kami adalah bloger religi islam

Posting Komentar untuk "Kisah Turunya Al Qur'an Di Bulan Suci Ramadhan - Nuzulul Qur'an"