Kisah Kehidupan Iblis dan Orang Kafir di Neraka
Pada hari kiamat kelak, iblis dan para pengikutnya akan
menerima laknat dan siksa yang amat pedih. Kala itu, kursi dari api
didatangkan, kemudian iblis laknatullah Alaih duduk diatas kursi itu. Sedangkan
posisi para setan dan orang-orang kafir berkumpul disamping iblis. Iblis
kemudian mengeluarkan suara layaknya bunyi keledai yang meringkik ringkik.
Iblis kemudian berkata “Wahai penduduk neraka, bagaimana
kalian menemukan janji Tuhan kalian hari ini?” Mereka menjawab “Benar” Iblis
berkata “Ini adalah hari dimana aku putus asa dari rahmat (Allah)”.
Kemudian Allah SWT kemudian memerintahkan para malaikat
untuk memukuli iblis dan pengikutnya
menggunakan alat pemukul kepala yang terbuat dari api. Azab yang
diterima iblis dan pengikutnya tidak hanya itu, mereka lalu dilemparkan kedalam
kobaran api neraka selama empat puluh tahun.
Kemudian mereka tidak mendengarkan perintah untuk keluar
dari neraka selama-lamanya. Naudzubillah min dzalik. Coba kita bayangkan, api
yang mengenai tubuh kita didunia sangatlah panas apalagi panasnya Api Neraka.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, kelak pada hari kiamat,
iblis didatangkan dan diperintahkan duduk diatas kursi berapi. Lalu, diatas leher
iblis terdapat sebuah kalung laknat. Allah SWT kemudian memerintahkan malaikat
zabaniyah untuk menyeret iblis dari kursi itu.
Mereka berupaya melemparkanya kedalam neraka, tetapi
sayangnya mereka malah tersangkut dengan iblis itu dan tak mampu melakukanya.
Kemudian Allah SWT lantas memerintahkan 80.000 malaikat untuk melakukan hal
itu, namun mereka tetap gagal.
Kemudian Allah SWT lalu memerintahkan Malaikat Israfil dan
Malaikat iZrail, masing masing dari mereka berdua ditemani 80.000 malaikat,
Namun tetap saja malakat sebanyak itu tidak mampu memindahkan iblis.
Allah SWT kemudian berfirman kepada mereka “Seandainya saja
Para malaikat yang berjumlah berlipat ganda berkumpul untuk melakukan hal itu,
sungguh mereka tak akan kuat memindahkanya (iblis), selama kalung laknat masih
berada di lehernya” Naudzubillah min dzalik.
Iblis memang makhluk yang rugi, ia tidak diterima taubatnya
sebab kekufuranya dan kesombonganya. Berbeda dengan taubatnya Nabi Adam As,
Allah menerima taubat Nabi Adam sebab beliau telah mengakui dosa dan menyesali
kesalahanya bahkan berani mencela diri sendiri.
Meskipun sebenarnya, sifat para nabi itu Maksum (terjaga
dari dosa) serta Para Nabi itu tidak akan melakukan maksiat selamanya. Dosa itu
hanya rupanya saja bukan dalam arti yang sebenarnya.
Nabi adam dan Siti Hawa pernah berdoa:
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا
وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Yang artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami
sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al A’raf Ayat 23).
Begitulah penyesalan Nabi Adam, beliau lantas bertaubat dan tidak berputus asa dari Rahmat Allah SWT.
Berbeda halnya dengan kelakuan iblis, ia tidak merasa dan
mengakui diri sendiri bahwa ia sudah berbuat dosa. Tidak ada penyesalan sama
sekali, tidak ada tindakan mencela diri sendiri, tidak mau segera bertaubat,
bersikap sombng, dan malah berputus asa dari rahmat Allah.
Maka dari sini, siapapun orang yang punya kelakuan seperti
iblis, maka taubatnya tidak akan diterima oleh Allah SWT. Dan barangsiapa yang
perilakunya seperti nabi Adam As, maka Allah SWT akan menerima taubatnya.
Sebab setiap kedurhakaan yang diperbuat atas dorongan
syahwat, masih ada harapan untuk diampuni. Sedangkan dosa yang muncul atas
dasar kesombongan, maka tidak bisa diharapkan untuk bisa diampuni. Dari sini
bisa kita ambil contoh, bahwa Kedurhakaan Nabi Adam itu asalnya dari syahwat,
sedangkan Kedurhakaan iblis itu asalnya dari kesombongan.
Ada sebuah kisah, sebagaimana dikisahkan dalam kitab
Mukasyafatul kulub. Bahwa dahulu suatu ketika Iblis pernah mendatangi Nabi Musa
As. Iblis lantas berkata kepada Nabi Musa “Engkau itu adalah seorang yang
dipilih Allah untuk mengemban risalah-Nya. Dia telah menyampaikan firman-Nya
langsung kepadamu”.
Nabi Musa lalu menjawab, “Ya benar! Apa yang kamu mau hai
orang asingg. Siapa kau?” iblis berkata “Wahai Musa, katakanlah kepada tuhanmu,
‘Salah satu makhluk-Mu sungguh sungguh memohon pertaubatan”.
Kemudian Allah SWT lantas menurunkan wahyu kepada Nabi Musa
“Katakanlah kepadanya, ‘Sungguh, Aku mengabulkan apa yang engkau mohonkan.
Perintahkanlah dia waha Musa, agar mau bersujud ke kuburan Nabi Adam.’ Jika dia
bersujud kepadanya, maka Aku akan menerima taubatnya dan mengampuni
dosa-dosanya”.
Setelah itu, Nabi Musa lantas menyampaikan wahyu Allah itu
kepada Iblis, tetapi iblis malah marah marah dengan sombongnya dan berkata “Hai
Musa, Aku tak mau sujud kepadanya (adam) disurga (saat hidup). Bagaimana mungkin
aku bersujud kepadanya saat ia sudah mati?”.
Begitulah sombongnya iblis dan selalu saja membangkang
perintah Allah. Oleh sebab itu, siksaan iblispun semakin pedih ketika kelak
dineraka. Ketika dineraka, dikatakan kepada iblis “Bagaimana kau merasakan
siksa Allah?”
Iblis menjawab “Siksa
paling pedih yang pernah ada.” Kemudian dikatakan kepada iblis “Sesungguhnya
Nabi Adam berada di taman surga. Sujudlah kepadanya dan mintalah ampun supaya
kau diampuni”.
Namun iblis masih saja menolak untuk bersujud, sehingga
siksanyapun semakin pedih 70 kali lipat lebih pedih dari pada pedihnya siksa
para penghuni neraka.
Diriwayatkan, bahwasanya Allah mengeluarkan iblis dari
neraka setiap 100.000 tahun. Allah kemudian mengeluarkan Nabi Adam, kemudian
memerintahkan iblis supaya bersujud kepada Nabi Adam. Tetapi iblis masih enggan
bersujud. Akhirnya iblis kemudian dikembalikan lagi ke dalam neraka.
Sumber: Kitab Mukasyafatul Kulub Imam Ghazali
Baca Juga: Kisah Setan Yang Mengganggu Ibadah Sahabat Nabi Muhammad SAW
Posting Komentar untuk "Kisah Kehidupan Iblis dan Orang Kafir di Neraka"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!