Kisah Sejarah Ibadah Haji Dari Nabi Adam As Hingga Nabi Muhammad SAW
Kisah Asal Usul
Sejarah Ibadah Haji. Ternyata, ibadah haji bukan pertama kali dilakukan
dizaman Nabi Muhammad SAW, tetapi jauh sebelum Itu. Ibadah haji merupakan syariat agama yang
sudah lama ada dan sudah dilakukan oleh Para Nabi dan umat terdahulu.
Diriwayatkan, bahwa Nabi Adam As dahulu sudah melaksanakan ibadah haji sebanyak empat puluh kali. Beliau berangkat dari Al Hindi (India) dengan berjalan kaki. Malaikat Jibril As pernah berkata kepada Nabi Adam: “Hai Adam, Sesungguhnya malaikat berthowaf di Al Baith
Haji adalah kata yang berasal dari Bahasa arab
Hajja-Yahujju-Hajjan. Secara Lughoh/ Bahasa maknanya mengunjungi, menyengaja,
naik haji. Menurut syekh Zainuddin Al-malibari dalam kitab fathul mu’in, bahwa
kata haji secara Bahasa maknanya adalah menyengaja, menuju, atau banyak-banyak
menuju sesuatu yang di agungkan.
Sedangkan menurut syara’, haji maknanya adalah menuju ka’bah
untuk menunaikan ibadah”. Ibadah yang dilakukan jamaah haji diantaranya adalah
ihram, wukuf di arafah, lempar jumroh, towaf, sa’i, dan tahalul.
Tradisi berhaji juga sudah berlangsung sejak masa Nabi
Ibrahim As dan Putranya Nabi Ismail As hingga Sampai diutusnya Nabi Muhammad
SAW. Namun, dahulu orang arab sungguh ngawur, dimana banyak ajaran Nabi Ibrahim
dan ismail yang sudah di modifikasi dan dirubah oleh mereka.
Ka’bah sebagai tempat suci dipasangi berhala berhala, mereka
juga menyekutukan Allah. Tampat mulia seperti bukit shofa dan marwa juga diberi
berhala. Menurut mereka, berhala itu bisa menjadi wasilah untuk bertaqorub
kepada Allah.
Perubahan itu juga dilakukan terhadap syiar haji. Mereka
saat menyembelih hewan ternak juga tidak menggunakan asma Allah. Tradisi
orang-orang jahiliyah ini sungguh sesat dan musyrik.
Dalam kitab mana’ Al Qathan Tarikhut Tasyri Al Islam At
Tasyri wal fiqhi dijelaskan, bahwa orang-orang
arab jahiliyah melaksanakan ibadha haji dengan tradisi menyimpang. Yaitu
saat towaf mengelilingi ka’bah, mereka tidak memakai pakaian alias telanjang.
Yang memakai hanyalah suku quraisy dan keturunanya. Menurut mereka, pakaian
mereka kotor sedangan pakaian orang quraisy suci.
Apabila suku quraisy tidak memberikan pakaian sucinya, maka
orang orang arab jahiliyah itu akan nekat towaf secara telanjang. Tradisi ibadah haji yang buruk ini lantas
terus dilakukan sampai turunya QS. Al A’raf ayat 31, yang artinya:
“Kenakanlakh pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki)
masjid”.
Imam Nawawi dalam kitab Al minhaj bi syarhi shahih muslim
ibnil hajjaj menjelaskan, bahwa orang arab jahiliyah terbiasa melakukan towaf
dengan telanjang. Mereka membuka dan melemparkan pakaian mereka hingga
terinjak-injak di tanah sampai pudar warnanya.
Setelah QS Al A’raf ayat 31 turun, Nabi Muhammad SAW lalu
melarang ibadah towaf di ka’bah dengan cara telanjang. Dimasa Nabi Muhammad
SAW, ibadah haji pertama kali disyariatkan (diwajibkan) bagi setiap orang islam
terjadi perbedaan pendapat.
Ada yang mengatakan terjadi pada tahun ke 5 H, ke 6H, dan ke
8 H. Adapula yang mengatakan pada tahun ke 9 H, yaitu semenjak turunya surah
QS. Ali Imran ayat 97:
وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ
الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ
عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Yang Artinya: “Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam”. Adapun jumhur ulama mengatakan, bahwa ibadah haji resmi disyariatkan kepada Nabi Muhammad dan Kaum muslim pada tahun ke 9 H. Saat itulah umat muslim mulai melakukan haji di baitullah yang sudah di bersihkan dari berhala.
Nabi Muhammad SAW sebelum hijrah telah melakukan ibadha haji
berkali kali dan jumlahnya tidak diketahui. Namun Setelah beliau hijrah, beliau
hanya melakukan ibadah haji satu kali yang dikenal dengan nama Haji Wada’.
Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima, dan hukumnya
adalah fardhu ‘ain yaitu wajib bagi setiap muslim yang mampu (istito’ah) sekali
seumur hidup. Orang-orang yang naik haji adalah Dhuyufur Rahman (Tamu-tamu
Allah yang Maha Pengasih). Ada banyak sekali keutamaan naik Haji dan Umrah.
Keutamaan pertama, adalah sebagai Tamu Allah. Ibnu Umar RA meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Orang-orang yang beribadah haji
dan umroh adalah Duta Allah. Apabila mereka meminta, maka akan diberi. Apabila
mereka berdoa maka akan dikabulkan. Dan apabila berinfaq maka akan diganti.”
(HR. Tamam Ar-Razi). Dari Abu Hurairah
RA, Bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Duta Allah itu ada tiga; Orang yang
berperang, orang yang berhaji, dan orang yang umrah.” (HR. Nasai).
Keutamaan kedua, adalah pahala dan biaya yang dikeluarkan akat dilipat gandakan. Diriwayatkan dari Buraidah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Biaya yang dikeluarkan untuk menunaikan ibadah haji itu pahalanya
seperti biaya yang dipersiapkan untuk
perjuangan membela agama Allah, fi sabilillah, dengan tujuh ratus kali lipat”
(HR. Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah).
Keutamaan yang ketiga adalah Dosa-dosanya diampuni Allah. Dari Abu Hirauirah RA, Bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menunaikan ibadah haji karena Allah sedangkan dia rafats (ucapan atau perbuatan yang membangkitkan birahi), dan tidak berbuat kefasikan, maka dia keluar dari semua dosanya bagaikan hari ketika dilahirkan oleh ibunya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Satu Umrah ke Umrah lainya menjadi tebusan
(kafarat) terhadap dosa-dosa yang terjadi diantara keduanya. Dan haji yang
mabrur tiada lain balasanya kecuali surga” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keutamaan ke empat adalah Doanya Mustajab. Rasulullah SAW bersabda:
“Ya Allah, ampunilah orang-orang yang berhaji dan ampuni pula orang-orang yang dimintakan ampunan oleh orang yang berhaji” (HR. Baihaqi dari Abu Hurairah).
Diriwayatkan dari ibnu Abbas RA, Bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Ada lima orang yang doanya tidak
akan ditolak; yaitu doanya orang naik haji sehingga dia kembali (dari hajinya),
doa orang yang berperang sampai ia pulang (dari peperanganya), doa orang yang
dizalimi sampai ia ditolong, doanya orang sakit hingga sembuh, dan doa saudara
bagi saudaranya yang lain” (Hadis Sahih dari Sa’id bin Jubair).
Itulah sejarah ibadah haji dari zaman nabi Adam sampai Nabi
Muhammad SAW. Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah SWT agar bisa berhaji dan
umrah ketanah suci Makkah. Mengingat ibadah haji adalah hukumnya wajib bagi
yang mampu, maka hendaknya yang sudah mampu untuk segera berikhtiyar
mendaaftarkan diri untuk mengambil porsi haji. Untuk yang belum mampu,
berdoalah dan berusaha menabung sedikit demi sedikit, insya Allah niat dan
keinginan kita untuk pergi ketanah suci dimudahkan oleh Allah SWT Amin. Wallahu
A’lamu bishowab.
Baca Juga: Keutamaan Bulan Dzulhijjah Dan Berkurban Di Hari Raya Idul Adha
Posting Komentar untuk "Kisah Sejarah Ibadah Haji Dari Nabi Adam As Hingga Nabi Muhammad SAW"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!