Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Pidato Terakhir Sayyidina Husein Sebelum Wafat Dan Keajaibannya


Misteri Jenazah Kepala Sayyidina Husein Yang Masih utuh dan berbau wangi. Sayyidina Husein bin Ali adalah cucu kesayangan Nabi Muhammad yang mendapatkan derajat mulia disisi Allah SWT. Meskipun saat beliau wafat di kabala, banyak pasukan penguasa yang berbuat dzalim atas perintah penguasa damaskus Yazid bin muawiyah.

Sangatlah zalim, ketika seorang cucu nabi di tombak, dipanah, ditebas, dipenggal kepalanya, bahkan tubuh beliau diinjak injak sampai menyatu dengan tanah. Belum puas, tubuh yang sudah tak bernyawa masih di arak ramai ramai keliling kota. Namun ada suatu keajaiban sebelum dan sesudah sayyidna husein syahid di medan karbala.

Sebelum wafat, sayyidina husein adalah termasuk golongan yang menentang dan enggan berbaiat kepada Penguasa Yazid bin Muawiyah yang kala itu dianggap zalim. Sikap teguhnya itu semakin memuncak ketika ada surat dari penduduk kufah yang berjanjian akan mendukung dan membaiat sayyidina husein.

Akhirnya berangkatlah sayyidina husein dan rombongan menuju kufah. Rombongan yang mengiringi beliau terdiri dari pria dan wanita, keluarga, termasuk yang turut dalam perjalanan itu adalah putra beliau yang masih kecil.

Namun, ketika meraka sampai di padang karbala/ beberapa kilo dari kufah, mereka lantas di kepung oleh pasukan utusan penguasa.  Berhari hari mereka terisolasi. Panglima pasukan penguasa yang di kepalai Ubaidilah bin ziyad lalu menawarkan supaya sayyidina husein bersedia tunduk bebaiat kepada penguasa Yazid bin muawiyah.

Tetapi, sayyidina husein menolak tawaran itu sebab kekuasaan Yazid dianggap tidak sah. Pasalnya Zayid dan ayahnya sudah merebut kekuasaan Khalifah Ali bin Abi thalib yang tak lain Ayah Sayyidina Husein.

Sikap kokoh sayyidina husein ini lantas menyulut api peperangan. Tepatnya pada tanggal 10 Muharam tahun 61 H, Sesudah mengerjakan shoalt subuh, sayyidina husein keluar dari tendanya. Beliau lalu menunggangi kuda kesayangan.

Namun tiba tiba beliau melihat pasukan penguasa yang sudah mengepung disekeliling beliau. Sayyidina husein lalu menatap pasukan pengepung dan berpidato sangat indah serta menyentuh hati. Beliau berkata:

“Lihat nasabku. Pandangilah siapa aku ini. Lantas lihatlah siapa diri kalian. Perhatikan apakah halal bagi kalian untuk membunuhku dan menciderai kehormatanku. “Bukankah aku ini putra dari anak perempuan Nabimu? Bukankah aku ini anak dari washi dan keponakan Nabimu, yang pertama kali beriman kepada ajaran Nabimu? “Bukankah Hamzah, pemuka para syuhada, adalah Pamanku? Bukankah Ja’far, yang akan terbang dengan dua sayap di surga, itu Pamanku? “Tidakkah kalian mendengar kalimat yang viral di antara kalian bahwa Rasulullah berkata tentang saudaraku dan aku: “keduanya adalah pemuka dari pemuda ahli surga”?. “Jika kalian percaya dengan apa yang aku sampaikan, dan sungguh itu benar karena aku tak pernah berdusta. Tapi jika kalian tidak mempercayaiku, maka tanyalah Jabir bin Abdullah al-Anshari, Abu Sa’id al-Khudri, Sahl bin Sa’d, Zaid bin Arqam dan Anas bin Malik, yang akan memberitahu kalian bahwa mereka pun mendengar apa yang Nabi sampaikan mengenai kedudukan saudaraku dan aku. “Tidakkah ini cukup menghalangi kalian untuk menumpahkan darahku?”.

Kata indah ini sebagaimana tertulis dalam Kitab Tarikh Athabari dan bidayah wanihayah.

Namun Pasukan penguasa banyak sudah buta hatinya. dengan tega menyerang sayyidina husein, keluarga dan rombonganya. Tidak peduli pria wanita dan anak anak dibantai semuanya hingga tewas mengenaskan.

Pasukan penguasa dengan tega meluncurkan panah, menombak, menyabetkan pedang kepada sayyidina Husein dan pengikutnya. Sayyidina husein yang sudah lemas tak berdaya lalu dipengggal dan diinjak injak oleh orang orang zalim itu. Jeritan dan tangisan takbir menggema di padang karbala.

Semua orang yang keluar dari kemah, terbunuh semua. Namun ada beberapa rombongan sayyidina husein yang selamat. Salah satunya adalah anak laki-laki sayyidina husein yang bernama sayyid Ali zainal abidin yang masih kecil berumur belasan tahun.

Beliau selamat sebab tidak keluar kemah dikarenakan sedang sakit. Orang orang yang masih selamat, lalu di jadikan tawanan oleh pasukan penguasa. Mereka yang tertawan lalu dibawa ke kufah lalu ke damaskus Bersama kepala sayyidina husein yang terpenggal. Naudzubillah mindzalik.

Coba bayangkan betapa perasaan putra sayyidina husein yang bernama sayyid Ali zainal Abidin. Bayangkan betapa sakitnya seorang anak mengiringi kepala sang ayah handa yang di arak dari kufah ke damaskus dalam satu kendaraan.

Kepala sayyidina husein dipertontonkan didepan istana kepada semua orang. Siapapun yang lewat harus mencaci maki jenazah kepala sayyidina husein. Pertontonan ini berlangsung sampai yazib bin muawiyah merasa puasa. Setelah puas, Yazid lalu melepaskan para tawanan.

Setelah bertahun tahun pasca wafatnya sayyidina husein di karbala. Ada sebuah keajaiban yang terjadi di makam beliau. Hal ini juga menandai betapa Allah memuliakan cucu Nabi Muhammad SAW.

Habib umar al hafidz pernah mengisahkan, bahwa saat kepala sayyidina husein dipindah dari askelon palestina ke kairo mesir, ternyata Jenazah kepala sayyid husein masih utuh. Padahal sudah bertahun tahun dimakamkan, ternyata kepala mulia sayyidian husein masih utuh dan berbau wangi layaknya jenazah yang baru meninggal dunia.

Baca Juga: Kisah Penyesalan Yazid bin Muawiyah Setelah Wafatnya Sayyidina Husein

Hidayah Ilahi Official
Hidayah Ilahi Official kami adalah bloger religi islam

Posting Komentar untuk "Kisah Pidato Terakhir Sayyidina Husein Sebelum Wafat Dan Keajaibannya"