Tradisi Kaum Syiah di Hari Asyuro Untuk Memperingati Peristiwa Karbala
Inilah tradisi mengerikan kaum syiah untuk mengenang
wafatnya sayyidina Husein di karbala. Pada hari Asyuro/ hari tanggal 10 bulan
Muharram, merupakan hari penting bagi kaum syiah. Mereka menjadikan hari Asyuro
menjadi salah satu hari besar dalam tradisi syiah.
Pada hari itu, jutaan umat syiah berkumpul di karbala irak
untuk mengenang syahidnya sang imam. Mereka lalu mengadakan ritual menakutkan
dengan cara berteriak teriak, menjerit jerit, memukuli dada dan melukai tubuh
mereka sendiri sampai terluka berdarah darah. Mereka berteriak sembari
memanggil manggil nama cucu Nabi yaitu Sayyidina Husein.
Tradisi ini disebut juga dengan ritual karbala. Pada hari
Asyuro, orang orang syiah disegala penjuru irak dan iran melakukan ritual ini
secara besar besaran. Tujuan mereka melestarikan tradisi ini adalah sebagai
cara untuk mengekspresikan penderitaan sayyidina husein saat dibantai secara
sadis di karbala.
Bagi Syiah ‘Ali, mereka biasanya mengadakan peringatan hari
Asyuro mulai tanggal 1 – 10 Muharram. Mereka juga mengibarkan bendera setengah
tiang dan mengadakan upacara berkabung selama empat puluh hari lamanya.
Selain itu, ada tradisi yang sangat ekstrim sekali yang
dilakukan oleh kaum syiah Rofidoh. Kelompok mereka banyak yang suka mencaci
maki para sahabat Nabi Muhammad SAW. Mereka mencaci 3 sahabat nabi yang menjadi
khalifah yaitu khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, dan Khalifah Ustman.
Tidak cukup mencaci caci, mereka juga ada yang gemar
mengkafir kafirkan para sahabat nabi itu . Alasan hal ini dilakukan adalah,
sebab menurut mereka, 3 khalifah tadi dianggap sudah merampas jabatan khalifah
Ali bin Abi Thalib.
Berpindah kenegara mesir, tepatnya di kota kairo ada sebuah
masjid husein. Lokasinya tak jauh dari pasar Khan Khalili. Bangunan itu juga
dekat dengan kantor syekh Al-akbar Universitas Al Azhar, serta berada
diseberang masjid Al Azhar.
Sebagian orang orang syiah yakin jikalau masjid itu
merupakan tempat dimakamkanya kepala sayyidina husein. Makam itu di kelilingi
pagar tembaga dan memuat ukiran indah. Makam itu berada di belakangnya mimbar
dan pengimamamn masjid. Makam kepala sayyidina husein ini tak pernah sepi dari
para peziarah.
Dimakam Al Husein ini, orang orang syiah berdoa dan
menangisi cucu Nabi Muhammad SAW yang sangat dicintai. Banyak para peziarah
yang mengeluarkan kalimat dengan kerasnya “Waa Husaynaah.” Yang memiliki Arti
“Duhai Husein/ oh husein”.
Suara itu dikeluarkan mereka dengan memukul mukuli dada
serasa duka pilu yang menyentuh hati. Bulan Muharram dianggal menjadi bulan
sakral dan penuh sejarah pilu bagi para kaum syiah di penjuru dunia.
Peristiwa pembantaian karbala merupakan tragedi hitam yang
amat menyedihkan dalam sejarah umat islam. Sejarah ini memang ada, jadi orang
yang membahas tragedi karbala janganlah asal dituduh syiah.
Imam husein bukan hanya dimuliakan dalam syiah, tetapi kita
sebagai Sunni atau ahlus sunnah waljamaah juga memuliakan sayyidina husein.
Alasanya sebab beliau, khalifah ali dan keterunannya adalah dzuriyyah mulia
Nabi Muhammad SAW. Umat islam mana yang
tidak sedih hatinya mendengar kisah tragedi karbala.
Ulama ahlus sunnah waljamaah berpendapat, bahwa umat islam
yang tak sedih atas tragedi yang menimpa sayyidina husein di karbala adalah
munafiq. Namun dalam ahlus sunnah, rasa sedih itu tak perlu diwujudkan dengan
cara menyiksa dan melukai tubuh sendiri, serta jangan suka mengutuk ngutuk
seperti orang orang syiah.
Hal ini sebab Nabi Muhammad SAW melarang umatnya melakukan
kesedihan secara ekstrim. Selain itu andaikan dibandingkan Nabi & Husein,
tentu Wafatnya Nabi Muhammad Lebih pantas untuk lebih disedihi.
Dalam kitab mukasyafatul kulub, imam Ghazali menjelaskan,
bahwa apa apa yang menimpa sayyidina husein di hari Asyuro tak lain adalah
wafat sebagai seorang syahid. Hal ini juga menunjukkan betapa tingginya derajat
sayyidina husein di sisi Allah SWT serta termasuk kedalam derajat keluarga Nabi
yang suci.
Lalu barangsiapa yang mengisahkan peristiwa itu pada hari itu, seharusnya tak menyibukkan
diri kecuali dengan mengembalikkan semuanya kepada Allah SWT. Hal ini sebagai
bentuk mematuhi perintah dan menjaga ketetapan yang sudah diatur Allah SWT.
Dalam kitab tersebut, imam Ghazali juga berpesan kepada kita
untuk menjauhi cara-cara dan bid’ah kaum rafidah dan sejenisnya dalam mengenang
tragedi karbala pada 10 muharram, Dimana
mereka suka meratap, berteriak, bersedih.
Sebab hal hal itu bukanlah bagian dari akhlaknya orang orang
beriman. Seandainya saja hal itu disyariatkan, maka wafatnya kakek sayyidina
husein yaitu Nabi Muhammad SAW, tentu lebih berhak dan lebih dianjurkan untuk
diperingati hal hal semacam itu.
Maka Bagi kita umat islam suni/ ahlus sunnah waljamah,
hendaknya ikut bersedih dan prihatin atas wafatnya sayyidina husein di medan
karbala dengan cara yang sadis. Namun tidak perlu meniru cara kaum syiah yang
suka melukai diri dan mengutuk di hari Asyuro.
Kita sebagai umat islam yang beraqidah ahlus sunnah
waljamaah, hendaknya memanfaatkan momentum bulan muharram ini dengan melakukan
amalan ibadah. Bulan Muharram adalah termasuk Asyhurul hurum. Kita bisa
memperbanyak amal ibadah kita di bulan ini seperti berpuasa.
Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ، بَعْدَ
رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ
الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulannya
Allah Muharam, dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam”
(HR. Muslim).
Baca Juga: Kisah Perselisihan Dan Perebutan Kekuasaan Khalifah Antara Sayyidina Hasan & Muawiyah bin Abu Sufyan
Posting Komentar untuk "Tradisi Kaum Syiah di Hari Asyuro Untuk Memperingati Peristiwa Karbala"
Masukkanlah Komentarmu dengan Baik..!!!