Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Tangisan Nabi Muhammad SAW Yang Penuh Kesedihan dan Kasih Sayang


Kisah sedih peristiwa yang membuat Nabi Muhammad SAW menangis menteskan airmata. Tangisan nabi Muhammad SAW terkadang mengandung air mata kesedihan dan kasih sayang. Dikisahkan, Nabi pernah menangisi umatnya hingga membuat malaikat Jibril turun menanyakan penyebab nabi menangis.

Nabi Muhammad SAW juga sangat tidak ridho apabila umatnya mendapatkan azab. Sangking sayang dan cintanya kepada umatnya, Beliau selalu berdoa kepada Allah agar umatnya dijauhkan dari azab ketika di akhirat kelak.

Nabi Muhammad SAW juga pernah menangis tersedu sedu saat putra putrinya meninggal dunia. Pernah saat Abdullah tutup usia, Nabi tak kuasa menahan tangis air mata hingga mengalir dan membasahi janggut beliau.

Nabi merasa sangat kehilangan sang buah hati, tetapi itu sudah menjadi kehendak Allah SWT , sehingga Nabi tahu agar tidak terus berlarut dalam kesedihan. Nabi juga menangis disaat putranya yang bernama Ibrahim meninggal dunia. Cucuran air mata terus mengalir membasahi wajah mulia Nabi.

Disaat Nabi tengah dirundung kesedihan, Sahabat Abdurrahman bin Auf lalu bertanya “Engkau menangis Ya Rasululah..? bukankah engkau sendiri yang melarang menangisi orang mati..?”

Nabi lantas menjawab “ Wahai ibnu Auf, diriku tak melarang menangis. Aku hanya melarang dua teriakan dosa, yaitu nyanyian yang tidak berarti dan melalaikan serta meratap histeris disaat ditimpa musibah dengan cara menampari muka dan merobeki pakaian. Sedangkan Yang terjadi pada diriku ini yaitu sebuah ungkapan kasih sayang”

Dikisahkan, bahwa Nabi Muhammad juga menangis tersedu sedu saat mendengar khabar bahwa sang paman sayyidina Hamzah wafat gugur saat perang uhud. Sayyidina Hamzah adalah paman Nabi yang amat beliau cintai dan sayangi. Jasa sayyidina Hamzah sangat besar dalam berjuang dan jihad dijalan Allah SWT.

Ketika Nabi melihat jenazah sayyidina hamzah yang memprihatinkan, air mata nabi jatuh menangis tersedu sedu. Selain itu, Nabi juga pernah menangis sedih saat ja’far, zaid bin Haritsah dan ibnu Ruwahah wafat di peperangan mu’tah.

Kemudian, Nabi Muhammad SAW juga pernah menangis disaat membaca atau mendengarkan Ayat ayat suci Alqur’an . Dikisahkan, dahulu Abdullah bin mas’ud merupakan sahabat yang amat dekat dengan nabi. Beliau juga pernah menjadi khadim/ pelayan nabi.

Disaat nabi Muhammad pergi, Abdullah bin mas’ud seringg ikut dengan nabi dan membawakan barang barang kebutuhan nabi. Berkah kedekatan inilah, Abdullah bin mas’ud banyak memperoleh ilmu dan keteladanan dari nabi Muhammad SAW.

Sahabat Abdullah bin mas’ud dikenal sebagai sahabat nabi yang amat mengerti dan tahu tentang Al Qur’an. Dikisahkan, pada suatu hari Nabi Muhammad pernah meminta sahabat Abdullah untuk membacakan ayat suci Al Qur’an untuk nabi.

Sontak sahabat Abdullah bertanya “Ya Rasulullah, Apakah pantas aku membacakan Ayat suci AlQuran untuk engkau, sementara ia diturunkan kepada engkau?” Nabi lantas menjawab “Diriku merasa senang mendengarnya dari orang selain aku”. Sahabat Abdullah lantas memenuhi permintaan Nabi.

Sahabat Abdullah lalu membaca surah An Nisa dengan suara yang fasih. Ketika sahabat Abadullah membaca Alquran sampai pada ayat:

 فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا

Yang Artinya: “Maka bagaimanakah (halnya orang-orang yang durhaka nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (QS an-Nisa’: 41)

 Tiba tiba Nabi meminta sahabat Abdullah untuk berhenti membaca.

Seketika Sahabat Abdullah berhenti membaca Alquran. Beliau lantas menoleh dan menatap wajah mulia Nabi Muhammad. Terlihat air mata Nabi bercucuran dalam tangis.

Nabi tak kuasa menanhan tangis ketika meresapi makna dan mendengar lantunan ayat suci Alquran yang dibaca sahabat Abdullah. Didalam Surah An Nisa ayat 41 itu, ternyata mengandung penjelasan tentang Nabi Muhammad yang kelak akan menjadi saksi umat beliau yang durhaka ketika di akhirat nanti. 

Tangis sedih nabi itu menjadi tanda akan kelembutan hati beliau yang tak tega melihat penderitaan umatnya meskipun penderitan dan azab itu akibat ulah umatnya sendiri. Nabi Muhammad SAW benar benar tak tega ketika melihat umatnya menderita di akhirat.

Begitulah rasa cinta Nabi Muhammad SAW yang selalu membela umatnya bahkan kelak beliaulah yang akan menjadi pemberi syafaat/ penolong di akhirat kelak.

Diayat selanjutnya dijelaskan pula bahwa orang orang yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka meminta agar ditenggelamkan saja kedalam bumi. Mereka ingin diratakan saja dengan tanah seperti halnya orang mati, atau diciptakan saja menjadi seperti tanah yang tak punya perbuatan yang dipertanggung jawabkan.

Mungkin maksud mereka supaya bisa terhindar dari siksaan. Padahal, mereka itu tak bisa menyembunyikan kejadian apapun dari Allah SWT dari apa pun yang mereka perbuat.

Selain peristiwa diatas, Nabi Muhammad SAW juga pernah menangis karena rindu akan kampung halamannya. Dikisahkan, suatu hari Aban bin said datang dari makkah kemadinah. Dimadinah, Aban bin said lalu menemui Nabi Muhammad SAW. Nabi lantas bertanya kepada Aban tentang kondisi kota Makkah saat ini.

Aban bin said lalu menjelaskan, disaat dirinya meningglkan kota makkah, saat itu kota makkah sedang diguyur hujan, rumput izhir juga tumbuh, serta jewawut terlihat berdaun juga. Mendengar hal itu itu, nabi Muhammad tiba tiba  menangis meneteskan air mata.

Nabi Muhammad dikisahkan juga pernah menangis setelah memberi ceramah kepada kaum Ansor. Pada suatu hari setelah perang hunain, Nabi membagi bagikan harta ghanimah/ harta rampasan perang kepada orang orang dari kaum muhajirin dan para mualaf.

Tetapi kaum ansor malah tidak diberi nabi harta rampasan. Keputusan nabi yang dirasa tidak adil ini lantas membuat kesal dan memicu amarah kaum ansor. Melihat kekesalan kaum ansor, nabi lantas mengumpulkan kaum Ansor dan menasehati mereka.

Nabi menjelaskan secara baik baik alasan kenapa beliau tidak memberi kaum ansor harta rampasan perang hunain. Ternyata hal ini memang disengaja nabi, tujuan pemberian hanya kepada kaum muhajirin dan mualaf adalah supaya iman dan islam mereka semakin kuat.

Sedangkan alasan kaum Ansor tidak diberi bagian harta rampasan perang adalah sebab iman mereka sudah kuat dan kokoh. Setelah mendengar penjelasan Nabi ini, kaum ansor lantas menangis tersedu sedu, begitu pula Nabi Muhammad juga ikut menangis Bersama.

Baca Juga: Tangisan Nabi Muhammad Yang Bikin Arsy Berguncang Hebat

Hidayah Ilahi Official
Hidayah Ilahi Official kami adalah bloger religi islam

Posting Komentar untuk "Kisah Tangisan Nabi Muhammad SAW Yang Penuh Kesedihan dan Kasih Sayang"